DURBAN, Berita HUKUM - Sekretaris Jenderal Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Sekjen Konfederasi KASBI) Sunarno pada acara World Trade Union Congress (WTFU) ke 17 berlangsung pada tanggal 5 hingga 8 Oktober 2016 di Durban Afrika Selatan menyampaikan pesan dan menekankan, kalau perjuangannya dengan komitmen melawan kapitalisme dan sekaligus menurunkan prinsip perjuangan yang terangkum dalam sepuluh (10) tuntutan atau program perjuangan 'SEPULTURA' dalam memerangi neo-liberalisme.
Perjuangan kaum buruh, khususnya KASBI sebagai serikat buruh bewatak progresif, militan, internasionalis yang memiliki anggota sejumlah 138.000 di Indonesia tetap komitmen membangun gerakan penyatuan serikat buruh internasional yang kuat, militan dan berorientasi pada kelas buruh dalam pertarungan melawan sistem kapitalisme dan imperialisme yang semakin menyengsarakan rakyat kecil, kaum buruh, tani, dan masyarakat miskin lainnya
"Konfederasi KASBI menekankan komitmen untuk membangun hubungan yang kuat dan kerjasama dengan semua kawan-kawan anggota WFTU di seluruh dunia," jelas Sunarno, Sekjen Konfederasi KASBI, Kamis (6/10).
"Konfederasi KASBI menyadari bahwa di bawah penindasan kapitalisme dan imperialisme. Maka semua kaum buruh di setiap negara bersatu padu dalam membangun gerakan buruh yang kuat untuk melawan sistem kapitalisme dan imperialisme," cetusnya.
Sunarno mengatakan, kalau dalam beberapa aspek, situasi di Indonesia tidak memiliki banyak perbedaan dengan negara lain. "Bahkan, Pemerintah Indonesia dengan agenda neo-liberalnya telah gagal memberikan kemakmuran dan kebebasan bagi seluruh rakyat," jelasnya.
Memang, situasinya di Indonesia yang kekayaan tanah air dan sembur daya alam melimpah, sambung Sunarno, Sekretaris Jenderal Konfederasi KASBI merasa telah digadaikan pada kaum kapitalis dan dijarah oleh para elit penguasa.
Soalnya, Ia menyatakan dengan sistem kapitalis dan agenda neoliberal, kemiskinan dan penindasan semakin dalam menancapkan kukunya di Indonesia. "Kebijakan TK murah telah membuat kemenangan 8 jam sehari tidak memiliki arti lagi. Karena pekerja dipaksa bekerja lembur untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sedangkan kebutuhan dasar semakin mahal dan tidak terjangkau bagi buruh dan rakyat," tegasnya lagi.
Situasi ini muncul diduga menurut Sekjen Konfederasi KASBI sebagai bagian konsekuensi kebijakan Pemerintah yang berorientasi ke pasar dan menghamba pada kepentingan kapitalis. Situasi yang sama juga terjadi di banyak negara. Tidak akan ada kemakmuran dan kebebasan bagi orang di bawah kapitalisme dan neo-liberalisme.
Dibawah inilah kesepuluh (10) tuntutan atau program perjuangan dalam memerangi neo-liberalisme, yang akronim Indonesia menjadi SEPULTURA (Sepuluh Tuntutan Buruh dan Rakyat), yaitu sebagai berikut :
1. Hapuskan Sistem kerja Kontrak dan Sistem outsourcing
2. Tolak Kebijakan Murah Buruh! Terapkan Upah Layak Nasional!
3. Tolak PHK, Union-Busting dan Kriminalisasi Buruh!
4. Laksanakan Hak Buruh Perempuan dan Lindungi Buruh Migran Indonesia!
5. Adili dan penjarakan Pengusaha Nakal!
6. Berlakukan Jaminan dan Perlindungan Sosial, BUKAN Asuransi Sosial!
7. Tanah dan Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan Rakyat!
8. Lawan Privatisasi! Bangun Industri Nasional dibawah kontrol Rakyat
9. Pendidikan dan Layanan Kesehatan Gratis untuk Semua Orang!
10. Turunkan Harga Kebutuhan Dasar Rakyat (sembako).
"Sebagai bagian dari anggota WFTU, kami berharap Kongres ke-17 ini, kedepannya WFTU akan menjadi tempat kesatuan bagi semua orang yang tertindas di dunia dalam perjuangan melawan sistem kapitalisme dan imperialisme," ujarnya.
"Kami percaya bahwa dalam gerakan buruh yang kuat dan militan seperti yang ditunjukkan oleh WFTU selama bertahun-tahun, maka kemenangan kelas pekerja akan dicapai," pungkasnya.(bh/mnd) |