MEDAN (BeritaHUKUM.com) - Seratusan mahasiswa Muhammadiyah se- kota Medan melakukan Aksi Unjuk Rasa menolak klaim Malaysia atas tarian Tor-tor dan Gorndang Sembilan, dalam melakukan aksinya Mahasiswa berkonfoi mengunakan motor, dari gedung DPRDSU menuju gedung Konjen Malaysia di Jl. Imam Bonjol Medan Kamis (21/6).
Dalam orasinya salah seorang pendemo mengecam klaim Malaysia atas tarian Tor-tor dan Gorndang Sembilan, mereka mengatakan bahwa, Malaysia maling budaya Asia, karna telah mengklaim 23 Kebudayaan Negara tetangga Malaysia, selain itu Pemerintah dinilai saat ini terasa sangat tumpul dalam berdiplomasi, dan sikap komit untuk melastarikan, dan menjaga adat dan budaya indonesia khususnya di daerah Sumatra utara.
Kordinator lapangan, Tri arjuna menuntut kepada pihak-pihak yang bertangung jawab, dalam hal ini mendesak Pemerintah Indonesia untuk bersikap tegas dalam menyikapi permasalahan ini, meminta Pemerintahan daerah dan pusat mendaftarkan segera warisan budaya yang ada ke UNESCO, agar ke depan tidak ada kliam mengalim dari negara lain, serta mendesak pemerintah agar gencar melastarika budaya bangsa, meminta pemerintahan di Raja Malaysia untuk meminta maaf dan mengkarifikasi kepada masyarakat Indonesia khusunya Sumatrea Utara, dan mengakui bahwa tarian Tor-tor dan Gordang Sembilan adalah milik Indonesia dan suku Mandailing yang berada di Sumut.
Aksi ini sempat memacetkan ruas Jl. Imam Bonjol menuju arah masjid Agung Medan , sementara penjagaan tanpak sangat ketat dari Polsek Medan baru, dan satuan Polresta Medan, aksi lemparan telur busuk ke arah Konjen sempat mendapat teguran dari pihak Kepolisian yang mengatakan bahwa, pihak Konjen Malaysia akan enggan keluar dan menemuai pengujuk rasa bila masih terus melampari kantor ini dengan telur busuk.
Setelah menungu selama lima belas menit, akhirnya tiga orang perwakilan dari Konjen Malaysia keluar menemui pengunjuk rasa di halaman luar Konjen Malaysia, setelah mendengar dan mengetahui tuntutan masa pendemo, salah seorang staf Konjen Malaysia mengatakan, "bahwa permasalahan ini hanya kesalah fahaman semata, lihat di koran-koran hari ini Pemerintah Malaysia tidak ada mengakui tarian Tor-tor dan Gordang Sembilan sebagai milik kami, dan tiada niatan Malaysia untuk mendaptarkan itu ke UNESCO, jadi sudah clear ini hanya salah faham sekali lagi, HORAS' tutur nya".(bhc/put) |