FILIPINA, Berita HUKUM - Pemerintah Filipina mengatakan lebih dari 1.020 orang diketahui tewas akibat Topan Bopha yang menghantam negara tersebut beberapa hari lalu.
Kementerian pertahanan sipil juga mengatakan lebih dari 844 orang masih dinyatakan hilang, membuat angka korban topan masih bisa bertambah.
"Angka korban bisa bertambah. Kami menemukan banyak jenazah kemarin, yang terkubur di bawah pohon-pohon yang tumbang," ungkap Benito Ramos dari kementerian pertahanan sipil kepada kantor berita AFP, hari Minggu (16/12).
Ramos mengatakan pemerintah sebenarnya telah bersiaga menghadapi Topan Bopha, namun masih kewalahan.
"Kami tidak memperkirakan skala bencananya akan sebesar ini. Terakhir kali kawasan ini terkena topan hebat adalah pada 1912," tambah Ramos.
Pusat penampungan hancur
Ia mengatakan pusat-pusat pengungsian yang disiapkan untuk menampung warga hancur akibat terjangan topan.
Saat ini sekitar 27.000 orang masih tinggal di pusat-pusat penampungan sementara petugas terus berupaya mencari korban, baik yang tewas maupun hilang.
Sekitar setengah dari korban hilang adalah para nelayan yang tengah melaut saat topan melanda kawasan mereka.
Seorang pejabat militer setempat mengatakan kemungkinan menemukan korban selamat makin kecil.
"Konsentrasi kami saat ini adalah mengambil jenazah dari lokasi kejadian. Kami tidak lagi berada dalam tahap menemukan korban selamat. Ini hari ke-12 sejak topan melanda. Jadi, kemungkinan menemukan korban selamat sangat kecil," kata Kolonel Lyndon Paniza.
Pulau Mindanao di Filipina selatan menjadi kawasan yang paling parah terkena dampak topan, yang memicu banjir bandang dan tanah longsor.(bbc/bhc/sya) |