YOGYAKARTA, Berita HUKUM - Sejak 20-23 April 2015, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah berada di Jatim dalam rangka kunjungan kerja ke empat Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Selain berbicara pada sebuah sarasehan, Din juga meresmikan Amal Usaha Muhammadiyah serta melakukan Panen Raya sebelum menuju Jogjakarta dan melanjutkan perjalanan ke Roma, Italia.
Pada 21 April, Ketua Umum PP Muhammadiyah didapuk menjadi narasumber pada sarasehan kebangsaan yang diadakan Kapolda Jatim. Sarasehan yg mengangkat tema "Bagaimana menghadali radikalisme", dihadiri 3000 peserta terdiri dari bupati,,walikota, camat,wakil Kepala Desa/Lurah, jajaran Polres dan TNI se-Jatim. Acara yg berlangsung di Audihorium Unair itu dihadiri oleh Gubernur Jatim, Pangdam Brawijaya, dan Kapolda Jatim.
Keesokan hari, sehabis Subuh bersama rombongan PWM Jatim, Din Syamsuddin berangkat ke Ngawi utk meresmikan Gedung dakwah Muhammadiyah Ngawi. Dan pada siang hari, dilanjutkan safari dakwah ke Jombang untuk meresmikan gedung di lingkungan RS PKU Jombang. Dari Jombang Din dan rombongan menuju Blitar untuk beristirahat.
Keesokan harinya, Din Syamsuddin menghadiri acara peresmian Gedung KH Ahmad Dahlan di lingkungan RSU (Muhammadiyah) Aminah Blitar. Dari Blitar, Din beserta rombongan menuju Sidoarjo untuk panen raya yang diadakan oleh MPM (Majelis Pemberdayaan Masyarakat).
“Marilah kita senantiasa bertahadduts binni'mah, yakni antara lain memperbarui semangat beramal usaha, meningkatkan kualitas gerakan dakwah pencerahan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari yang akan datang harus lebih baik dari hari ini,” ujar Din.
Khusus pada panen raya di Sidoarjo, Din menyampaikan apresiasi kepada Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Lazismu atas segala jerih payahnya melancarkan Jihad Kedaulatan Pangan, melalui pendampingan petani, nelayan dan kaum buruh.
“Mereka, adalah kaum mustadhafin yang tidak diuntungkan oleh proses pembangunan,” tegas Din.
Pada kesempatan itu, Din berada di panggung berduet bersama Bupati Sidoarjo dan berdialog dengan wakil petani.
Dari Jatim, Ketum Din Syamsuddin melanjutkan perjalanan ke Jogyakarta untuk membuka International Conference on Islamic Finance dan Seminar Pra Muktamar, keduanya bertempat di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY). Pada hari yang sama, Din Syamsuddin menyempatkan diri melepas jenasah Almarhum Dasron Hamid, tokoh Muhammadiyah Yogyakarta yang dikenal sebagai Pendiri Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada 25 April malam, Din Syamsuddin berangkat ke Roma untuk menghadiri Pertemuan Para Tokoh Agama Dunia di Vatikan tentang Environment and Climate Change.
Sementara, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin menginginkan agar Muhammadiyah bisa menjadi organisasi Islam yang berkeunggulan. Jika pada masa satu abad sebelumnya, Muhammadiyah menjadi organisasi Islam yang berkemajuan, maka pada abad kedua ini Din mengharapkan agar Muhammadiyah tidak hanya menjadi Islam yang berkemajuan, namun juga Islam yang berkeunggulan.
Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi Keynote Speech dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah ke-47 “Muhammadiyah, Civil Society, dan Negara; Arah Pemikiran dan Gerakan Abad Kedua”, yang diselenggarakan pada Sabtu (25/4) di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), kampus terpadu UMY.
Menurut Din, saat ini sudah waktunya bagi Islam dan umat Islam menjadi lambang dan faktor keunggulan. Karena itu dirinya menginginkan Muhammadiyah menjadi Islam yang berkeunggulan. “Muhammadiyah memang tetap pada apa yang sudah digagas sejak awal kelahirannya oleh pendirinya KH. Ahmad Dahlan, yaitu Islam yang berkemajuan dan tidak kita ubah. Walaupun saya ingin pada abad kedua ini agak maju sedikit, bukan hanya Islam yang berkemajuan tapi juga Islam yang berkeunggulan. Karena maju belum tentu unggul,” jelasnya.
Din juga mengatakan, jika berbicara soal keunggulan, bukan sekadar keunggulan komparatif ataupun kompetitif, melainkan juga keunggulan dinamis. Islam berkeunggulan yang dapat menjawab semua tantangan dan perubahan zaman. “Maka Islam yang berkemajuan dan berkeunggulan di sini ada faktor dinamik. Istilah berkemajuan di sini juga melintasi ruang dan waktu, dalam rangka membawa misi islam. Karena rahmatan lil ‘alamin itu terkait dengan dinamika zaman,” terangnya.((mst/bhpUMY/mac/muhammadiyah/bh/sya) |