JAKARTA, Berita HUKUM - Segenap pejabat dan pegawai Mahkamah Konstitusi (MK) melaksanakan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-86 pada Selasa (28/10) pagi. Sekretaris Jenderal MK Janedjri M. Gaffar bertindak selaku pembina upacara.
“Setiap kali kita memperingati Hari Sumpah Pemuda, yang terbayangkan adalah heroisme tanpa kenal lelah dari para pemuda kita untuk mendeklarasikan gagasan perjuangan dan mewujudkan ide cemerlangnya tentang negara Indonesia, tentang tekad bulatnya mewujudkan satu bangsa, satu tanah air dan menjunjung bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia, ” kata Janedjri.
Janedjri melanjutkan, dalam sejarah perjuangan bangsa, Hari Sumpah Pemuda merupakan momentum historis yang teramat penting dan menjadi bagian tak terpisahkan serta mata rantai perjuangan bangsa Indonesia.
“Bagi para pemuda Indonesia, Sumpah Pemuda merupakan manifestasi dari kepeloporan dan kepeduliannya untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” urai Janedjri.
“Sedangkan bagi kita semua, dengan segala kemajemukan yang kita miliki, Sumpah Pemuda merupakan momentum sejarah yang berhasil menyatukan tekad dan semangat seluruh komponen bangsa untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme yang pada akhirnya berhasil mewujudkan negara Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur,” tambah Janedjri.
Dikatakan Janedjri, Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-86 mengangkat tema “Bangun Soliditas Pemuda Maju dan Berkelanjutan”. Tema tersebut mengandung pesan bahwa kita berupaya agar para pemuda dapat memainkan perannya secara optimal sebagai perekat persatuan bangsa dalam pembangunan nasional.
“Soliditas pemuda sangat penting artinya untuk mencapai kemajuan pemuda sebagai syarat utama kemajuan suatu bangsa. Jika pemuda solid, maka bangsa kita akan semakin maju, kuat dan bersatu sehingga pembangunan dapat kita laksanakan secara lancar dan berkelanjutan,” papar Janedjri.
Seiringan dengan itu, lanjut Janedjri, pada 2015 bangsa Indonesia memasuki era komunitas ASEAN, untuk itu para pemuda harus menyiapkan diri agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. “Kita adalah bangsa yang besar yang memiliki sumber daya alam berlimpah, sejarah leluhur bangsa yang hebat, kebudayaan yang unggul, masyarakat yang toleran dan sumber daya manusia yang semakin lama semakin baik,” jelas Janedjri.
Menutup amanat yang disampaikannya, Janedjri menegaskan, dengan mewujudkan pemuda yang maju, berarti dapat menghasilkan bangsa yang hebat. Oleh sebab itu pembangunan kepemudaan secara berkelanjutan harus terus dilaksanakan melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan pengembangan,” ucap Janedjri.(mk/NanoTresna Arfana/mh/bhc/sya) |