JAKARTA, Berita HUKUM - Pada pertengahan bulan Januari Tahun 2015 ini, Multivision Plus (MVP) dan FAM Productions menggarap satu film besar berjudul "3 (ALIF - LAM - MIM)", film ini bakal syuting tepatnya pada 1 Februari 2015. Film arahan Anggy Umbara itu akan kental dengan nuansa aksi laga pencak silat dan drama religi.
Film yang dibintangi Cornelio Sunny yang berperan sebagai ALIF, Abimana Aryasatya sebagai LAM, dan Agus Kuncoro sebagai MIM, dengan target harapannya bakal rampung dan di rilis pada 13 Agustus 2015 mendatang.
Selain itu banyak aktor dan aktris laga seperti Prisia Nasution, Tika Bravani sampai yang senior seperti Piet Pagau, Verdy Solaiman, dan ada aktor muda berkarakter Cornelio Sunny yang berperan sebagai Alif, Abimana Aryasatya yang berperan sebagai Lam, Agus Kuncoro yang berperan sebagai Mim, Kang Cecep, Tanta Ginting, dan masih ada lagi line up pemain yang sudah tidak diragukan lagi yang belum disebutkan diatas. Film ini diharapkan dapat membuat masyarakat perfilman Indonesia menjadi lebih dewasa, bergerak maju dan menaikkan level baru film Indonesia mendatang.
Pantauan pewarta BeritaHUKUM tampak dari posternya terlihat ilustrasi latar yang bergambar ada tetesan darah, pecahan kaca serta angka tiga berwarna putih yang tajam, bak sebilah pedang atau senjata mematikan serta ada tiga tangan laki-laki kekar dengan latar yang berbeda; ada yang sedang memegang tasbih, tangan mengepal dengan dibalut perban dan satu tangan lagi yang sedang memegang senjata otomatis. Terlihat sekali ada hal berbeda yang mengejutkan akan dituju oleh MVP Pictures dengan menggandeng FAM Studios di filmnya kali ini.
“Diharapkan film ini bisa menjadikan film yang ditunggu dan diminati masyarakat pencinta film di tanah air,” kata Anggy Umbara, yang menyutradarai film ini di saat konferensi pers di Multivision Tower, Jakarta, Senin (19/1).
Latar belakang pembuatan film ini berawal dari seni budaya pencak silat, notabene ilmu beladiri yang berasal dari asli Indonesia. ternyata memiliki ribuan sisi yang tak terbatas dan harus dilestarikan di Indonesia, bahkan diperkenalkan kepada dunia. Selain itu, dalam rangka ingin menyajikan karya terbaik yang ‘tak biasa’ untuk penonton dan pecinta film laga di Indonesia.
Ini film perdana yang digarap FAM Productions, rumah produksi yang baru berumur 3 tahun, namun yang digawangi orang-orang yang sudah cukup lama berada di panggung hiburan Indonesia. Didirikan Arie Untung dan Fenita Arie, bersama Anggy Umbara, seorang sutradara yang karyanya telah banyak menjadi box office Indonesia, seperti Mama Cake, Coboy JR, Comic 8, dan Dicky Maland, seorang Director of Photography yang juga sudah lama berpengalaman memproduksi film berkualitas di Indonesia.
Anggy Umbara menilai, film laga terbaru Indonesia ini ‘beda’ dengan film-film sejenisnya. Menampilkan setting ‘future’ dengan isu politik- sosial-agama yang cukup kental. Konflik terjadi pada saat kebebasan yang diselewengkan di Indonesia sudah lewat dari batasnya. Tiga karakter utama yang dulunya sangat erat bersahabat, namun kini sudah jauh berbeda dalam visi dan jalan hidup, yang akhirnya dipertemukan dalam satu konflik yang pelik. Beberapa cast #3TheMovie juga melakukan demo Fighting didepan Media dan tamu undangan saat Press Conference kali ini.
Bercerita tentang tiga orang sahabat dengan latar belakang berbeda dipertemukan pada satu permasalahan yang sama. Lewat konsep laga yang menjanjikan, dan juga dengan line up pemain yang tidak diragukan lagi, film ini diharapkan bisa membuat masyarakat perfilman Indonesia menjadi lebih ‘dewasa’.
"Sutradara ini mempunyai multi talenta dan saya melihat prestasi mereka meyakinkan, dan berharap membuahkan hasil yang positif bagi penonton dan pecinta film indonesia maupun dunia perfilman Indonesia khususnya," jelas Raam Punjabi sebagai pendiri Multivision Plus, saat menjelaskan ketertarikannya memfasilitasi produksi film 3 (ALIF - LAM - MIM) ini saat jumpa pers di Kuningan, Jakarta (19/1).
Sebagai catatan, bahwa film original ini ditulis oleh Umbara bersaudara - Anggy Umbara, Bounty Umbara, dan Fajar Umbara, tentang ALIF, HerLAM, dan MIMbo. Konsep jalan cerita yang tidak linear dengan pattern yang berbeda dengan film Indonesia kebanyakan, ditambah dengan latar belakang masa depan, dimana pada film action dan drama thriller yang juga mengangkat issue sosial-politik-agama di negeri kita, yang membuat film ini memang menarik untuk disaksikan.(bhc/mnd) |