JAKARTA, Berita HUKUM - Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny F. Sompie menyampaikan, akan mengevaluasi semua peralatan yang dihibahkan dari Australia. Padahal, kata Ronny, Kepolisian Indonesia sangat bergantung kepada teknologi luar negeri dalam masalah penyelidikan, terutama kegiatan densus 88 dalam menyadap para teroris.
"Mengantisipasi penyadapan pasti sudah ada upaya, namun demikian saya harus tanya kepada Densus 88 dan Bareskrim Polri, apakah ada kemungkinan segala macam data yangada di densus 88 tersadap, terekam, dan bisa disalahgunakan untuk kepentingan negara lain, termasuk oleh Australia, itu kita akan evaluasi," kata Ronny kepada Wartawan, Kamis (21/11) di Mabes Polri.
Ronny menyampaikan bahwa polisi Indonesia memang punya peralatan canggih yang diberikan dari bantuan Polisi Australia. "Ada hibah atau bantuan dari australia, yang berkaitan dengan cyber crime, tetapi apakah mereka memasang alat itu dengan alat mereka untuk memudahkan penyadapan tentunya perlu kita antisipasi," ujarnya.
Perlu diketahui, Indonesia Police Watch (IPW) telah menghimbau Polri segera mengevaluasi berbagai peralatannya, terutama alat-alat sadap bantuan asing yang banyak dimiliki kepolisian. Lebih khusus lagi peralatan sadap milik Densus 88 anti teror yang merupakan bantuan Australia.
Menurut Ronny meksi ada ketegangan antara Indonesia dan Australia, penggunaan peralatan yang diberikan dari Australia tetap akan digunakan. "Tetapi kerja sama AFP, Australia Federal Police dan Polri yang sementara ini ditunda," ucapnya.
Ronny menyampaikan bahwa kerjasama yang akan dihentikan yakni mengenai bidang pendidikan, penanganan kasus. Terlebih kasus people smuggling.(bhc/mdb)
|