JAKARTA, Berita HUKUM - Setelah diperiksa selama kurang lebih 2 Jam, mantan Dir Utama Merpati Nusantara Sardjono Jhony akhirnya keluar dari ruang rapat pemeriksaan BK DPR di gedung Paripurna II DPR RI Senayan Jakarta.
Sardjono yang datang sendiri mengahadapi pemeriksaan terkait laporan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang menyebutkan bahwa ada upaya pemerasan dari oknum anggota DPR RI di kementeriaan BUMN. Sardjono mengungkapkan bahwa dia diperkisa dan ditanyai tentang banyak hal terkait pemerasan itu. Namun Sardjono membantah bahwa dia tidak pernah di peras dan tidak pernah menjanjikan serta memberi apa pun terhadap anggota DPR di masa kepemimpinannya saat itu.
Sudah saya sampaikan semua, terserah BK tinggal di konfrontir saya siap, mengenai Dir yang baru tentang adanya aliran dana ke anggota DPR?, Sardjono menjawab, "tinggal ditanyakan kembali ke dia, uangya darimana biar dia yang menjelaskan, karena saya tidak merasa ada memberikan sesuatu. "Mengenai motif silahkan ditanya yang bersangkutan," ujar mantan Dir Utama Merpati ini.
Mengenai laporan saya ke Polda, sudah sampai pada pemanggilan saksi-saksi, bila di konfrontir bagus, bila nanti dimintai keterangan tambahan saya siap, namun yang pasti saya sampaikan 2 rekomendasi ke BK:
1. Saya minta agar BK merekomendasikan ke DPR agar meminta ke BPK melakukan audit secara menyeluruh baik itu operasional, kinerja keuangan, dan juga dengan kepatuhan CJG.
2. Saya merekomendasikan agar data-data yang di koleg agar lancar, supaya perusahaan di non aktifkan dan di urus sementara dengan komisaris. Memang kita mau membuka data, fakta-fakta yang ada supaya mereka yang di Merpati saat ini berani untuk menyampaikan kebenaran.
Masih banyak data-data, namun tidak bisa diambil karena kita saat ini orang luar, bila kedepan saya masih diperlukan keterangan oleh BK maka saya siap untuk hadir kembali ke BK DPR RI ini.(bhc/put) |