SAMARINDA, Berita HUKUM - Kantor Badan Narkotiksa Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Timur (Kaltim) yang terletak di Jalan Rapak Indah, Samarinda, Kamis (29/12) sekitar pukul 09.30 Wita mencekam, karena ratusan massa dengan membawa jenazah Novi (26) warga jalan Kakap Samarinda yang meninggal akibat timah panas anggota BNNP Kaltim, massa merangsek masuk dan mengamuk di kantor BNNP sambil berteriak mencari oknum anggota BNNP Kaltim yang diduga telah menembak Novi.
Ratusan massa dengan bringas melempari dan memecahkan sejumlah bagian kantor, diantaranya kaca bagian kiri kantor dan bagian belakang kantor serta sebuah cermin besar yang terpampang di bagian tengah kantor BNNP Kaltim.
Massa dengan membawa jenazah Novi tersebut tak menghiraukan petugas BNNP yang berusaha menghalau mereka, mereka terus berteriak-teriak dengan mengatakan, kami datang untuk tuntut keadilan.
Pantauan pewarta BeritaHUKUM.com, ratusan petugas Kepolisian Polres Samarinda, TNI dan Brimob Polda Kaltim datang untuk mengamankan situasi, Kapolresta Samarinda Kombes Polisi Eriadi nampak ikut menenangkan massa.
Informadi yang diperoleh pewarta, Novi yang meninggal dunia di RSU AW Syahranie, Samarinda pada, Kamis (29/12) dini hari, yang sebelumnya pada tanggal 25 Desember 2016 Almarumah Novi yang diduga terlibat jaringan narkoba di ditangkap oleh personel BNNP Kaltim.
Aksi massa dari keluarga alm. Novi ini dilakukan karena mereka tidak terima Novi meninggal dunia akibat luka tembak petugas BNNP Kaltim.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol. Eriadi di halaman BNNP Kaltim pada, Kamis (29/12) mengatakan, kehadiran warga ke tempat ini adalah untuk mencari tahu penyebab Noviandi ditembak hingga akhirnya meregang nyawa, Kapolres menduga ada miskomunikasi antara BNNP dengan masyarakat dan keluarga korban Noviandi.
"Masyarakat kesini ingin mendapatkan keadilan tentang proses penegakkan hukum yang dilakukan, berdampak pada meninggalnya korban dan masyarakat menginginkan adanya kejelasan kesalahannya apa, kemudian juga langkah penegakkan hukumnya bagaimana. Kemudian tentunya dengan adanya kejadian ini harus bisa juga disampaikan kepada masyarakat. Kalau sudah masyarakat rame dan ada juga praduga yang negatif, tentunya suasana jadi rame. Mengenai kabarnya, pelaku merupakan pelaku penusukan terhadap petugas kepolisian, itu masih dalam proses lidik," ujar Kapolres Eriadi.
Ditambahkan Kapolres bahwa, dalam menangani aksi massa hari ini pihak Polres menurunkan 150 personil di tambah 50 personil dari TNI dan dari Brimob Polda Kaltim sebanyak 75 pertsonil, jelas Kombes Eriadi.
Sementara, Kepala BNNP Kaltim Brigjen Pol Edison Pandjaitan, yang ditemui di Polsek Samarinda Ilir pada, Kamis (29/12) sore saat baru tiba dari Tarakan, Kalimantan Utara, aksi masa terkait meninggalnya Novi akibat tembakan petugas BNNP, yang terkait jaringan narkoba.
Sebelumnya Novi dan Ilham ditangkap anggota BNNP, namun saat di tangkap Bripka Gatot di tikam 5 kali di bagian dada dan mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit. Selama 5 hari di rumah sakit dinyatakan sembuh dan keluar, namun pendarahan kembali terjadi, sehingga kembali di rawat di rumah sakit, terang Kepala BNNP Kaltim.
"Bripka Gatot mendapatkan 5 luka sobek di bagian dada, yang menurut anggota dilapangan 3 luka tusuk dilakukan oleh Noviandi dan 2 luka tusuk dilakukan oleh Ilham, setelah itu keduanya melarikan diri," ujar Edison.
Usai melakukan aksinya, Noviandi yang ditangkap dengan barang bukti 2 inek sempat kabur. Akhirnya dibekuk petugas BNNP Kaltim, Rabu (28/12). Petugas terpaksa menembak kaki korban karena berupaya kabur, pungkas Brigjen Pol Edison Pandjaitan. (bh/gaj) |