LANGSA, Berita HUKUM - Sudah saatnya seluruh partai politik baik Nasional maupun lokal agar meninggalkan cara-cara barbar ataupun kuno dalam berpolitik.
"Fakta yang terjadi sekarang ini premanisme politik terus menghantui masyarakat di Aceh," demikian disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasional Aceh (DPW-PNA) Langsa Bahtiar Saleh didampingi Ketua DPW PNA Aceh Tamiang Murtala, Sabtu (20/4).
Bachtiar Saleh menilai bahwa cara ini sering diterapkan karena mereka tidak memilki kemampuan dan mau belajar agar mampu berpolitik tanpa harus menghancurkan nilai-nilai Islami dan demokrasi.
Menyikapi keadaan ini, diperlukanya pengawasan yang serius baik dari Muspida, lembaga maupun tokoh-tokoh di Aceh agar melihat masalah ini sebagai masalah bersama. Sebab, premanisme politik ini adalah praktik kemunduran dalam berpolitik dan demokrasi.
Kerugiannya semua rakyat Aceh akan merasakan, sendi-sendi politik dan demokrasi akan semakin hancur, sehingga pembangunan dan kesejahteraan juga akan semakin sulit terwujud.
Bahtiar yang juga mantan kombatan GAM berharap agar Muspida Aceh dan seluruh institusi terkait agar melakukan langkah-langkah preventif dan antisipasi. Namun jika apa yang kami sampaikan dianggap angin lalu, maka kami akan membela diri, kami harus mempertahankan harga diri kami baik secara organisasi maupun individu.
"Jika intimidasi dan teror masih terus berlangsung, maka dapat dipastikan Aceh akan semakin rumit serta akan sia-sialah perdamaian ini," tutupnya.(bhc/sul) |