Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Radikalisme
Medsos Berpengaruh terhadap Perkembangan Paham Intoleransi
2020-02-28 17:51:26
 

Talkshow Peci dan Kopi bertajuk Intoleransi dan Tantangan Kebhinekaan yang diadakan Channel 164 di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (28/2).(Foto: BH /mos)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Wasekjen PBNU Masduki Baidlowi mengatakan perkembangan media sosial (medsos) harus disikapi dengan bijaksana. Sebab jika tidak, banyak kemungkinan negatif yang ditimbulkannya. Diantaranya, isu intoleransi yang bermula dari medsos.

"Tema yang saat ini sedang menjadi pembicaraan hangat. Intoleransi menjadi tantangan kita semua. Tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di berbagai negara baik negara berkembang maupun maju. Isu intoleransi, radikalisme dan terorisme banyak sudah gunakan smartphone dan mudah mempengaruhi orang-orang yang labil biasanya mereka yang baru lulus sekolah dan belum mendapatkan pekerjaan. Apalagi paham keagamaannya tidak dalam," ujar Masduki.

Masduki menyampaikan hal itu dalam Talkshow Peci dan Kopi bertajuk Intoleransi dan Tantangan Kebhinekaan yang diadakan Channel 164 di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (28/2).

Analis Intelijen Utama Densus 88 Polri, Brigjen Ibnu Suhendra juga berpendapat bahwa medsos memberikan pengaruh terhadap munculnya intoleransi di masyarakat. "Terkait perkembangan radikalisme dan terorisme bahwa intoleransi embrio dari radikalisme. Dan radikalisme adalah embrio dari terorisme. Medsos saat ini sangat berpengaruh. Banyak teroris yang kita tangkap dari Aceh sampai Timika melakukan aksinya didasari pada pesan-pesan di medsos yang disampaikan oleh para jihadis," kata dia.

Sekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami) M. Najih Arromadloni mengungkapkan betapa pentingnya sikap untuk menangkal persoalan intoleransi. "Hal itu lebih berbahaya dari terorisme karena negara kita didirikan dari asas kebhinekaan dan paham intoleransi itu dapat menggerogoti persatuan dan kesatuan kita," jelasnya.

Sementara itu, pelaku Bom Bali 1, Ali Imron, mengungkapkan bahwa paham intoleransi merupakan dasar berkembangnya radikalisme. "Bisa dipastikan radikalisme itu berawal dari intoleransi. Awalnya mereka eksklusif, tak mau berbaur, karena hanya menganggap kelompok mereka yang benar," pungkasnya.(bh/mos)



 
   Berita Terkait > Radikalisme
 
  HNW Tolak Pengkaitan Radikalisme Dengan Masjid Dan Pesantren
  Kapolri Listyo Sigit Ajak Pemuda Masjid Lawan Radikalisme dan Intoleransi
  MARAS Kecam Keras Terkait Tuduhan Prof Din Syamsuddin Radikal
  Din Syamsuddin Dilaporkan ke KASN, Ketua Fraksi PKS: Api Permusuhan Dibiarkan Menyala
  Tuduhan Radikal untuk Din Syamsuddin itu Absurd dan Memicu Kemarahan Warga
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2