JAKARTA, Berita HUKUM - Dalam rangka Lima belas tahun perjalanan Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI), diadakan diskusi sekaligus syukuran organisasi yang lahir satu hari pasca tumbangnya kekuasaan orde barau.
Axara yang digelar di aula Dewan Pers, Rabu (22/5) menghadirkan empat narasumber yaitu Juju Junttani (Ketua Komite Perdamaian Dunia), Boy Rafly Amar (Kapolda Metyro Jaya), Sabam Leo Batu Bara (Mantan Wakil Ketua Dewan Pers), Herman Suryawijaya (Tokoh Pers, Ketua LP3N). Selain itu tampak pula para tokoh, anggota dan perwakilan KWRI dari berbagai daerah.
Megapolitan Jurnalis Megapolitan Forum, Leo Batu Barra memaparkan cikal bakal pers nasional, dimana para toloh pers juga ikut merintis kebangkitan nasional, Boy Rafli Amar lebih menekekankan kebebasan tapi bukan bebas sebebas bebasnya, namun implementasinya masih sering ada ketimpangan. Sementara Ketua Umum Komite Perdamaian Dunia banyak sisi sisi dinegara kita yang baik namun kurang terekpose di media, justru lebih banyak terekspos amburadulnya bangsa kita.
Herman Suryawijaya mengatakan empat pilar fungsi media. Dan media saat ini sudah masuk dalam ranah industrialisasi media.(bhc/rat) |