MANADO, Berita HUKUM - Berita HUKUM - Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Jenderal (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu, melaunching Aksi Bela Negara 2017, yang digelar di Grand Kawanua International City (GKIC), Manado pada, Rabu (3/5).
Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara kembali mendapat kepercayaan Pemerintah Pusat menjadi tempat dilangsungkannya agenda Nasional acara peluncuran Aksi Bela Negara se-Indonesia tahun 2017.
Menteri Pertahanan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryancudu menjelaskan, dukungan ini merupakan komitmen yang besar untuk memperkuat ketahanan negara melalui penanaman semangat kebangsaan secara terus menerus, sehingga terbangun nilai-nilai nasionalisme dan bela negara yang kuat.
"Negara dan Bangsa ini yang didirikan oleh para pendiri bangsa, diawali dengan pernyataan atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Bangsa dan Negara Indonesia yang diinginkan adalah Bangsa dan Negara yang selalu diberkati dan diridhoi oleh Tuhan yang Maha kuasa," ujar Menhan Ryamizard.
Disampaikan Menhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan negara agama, tetapi negara yang orang-orangnya beragama. Bela negara bukan hanya fisik tetapi jiwanya. Bela negara dapat diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara.
"Tidak ada tempat bagi orang-orang tidak membela negara di Republik Indonesia," tegas Menhan Jenderal (Purn) TNI Ryamizard, sembari menyatakan rasa bangga mencintai tanah air Indonesia dan rela berkorban untuk kemajuan bangsanya adalah inti daripada Bela Negara.
"Ini telah menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara sebagaimana yang disebutkan dalam UUD 1945 pasal 27 dan diperkuat dengan UU nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara," pungkasnya.
Sementara di waktu yang sama, Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya launching aksi Bela Negara se-Indonesia tahun 2017 yang dilaksanakan di Sulawesi Utara.
"Atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Sulut mengucapkan terima kasih atas kedatangan Menteri Pertahanan dan mempercayakan Pemerintah Sulut sebagai agenda pertama sosialisasi aksi Bela Negara di Indonesia," kata Gubernur Sulut.
Gubernur juga menjelaskan, Pancasila adalah sebagai bingkai pemersatu dan tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun juga. "Dan itulah tugas kita bersama dalam rangka membela Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Dengan tekad dan komitmen untuk terus menanam bela negara ini, seperti cinta tanah air sadar berbangsa dan bernegara dan yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara akan menimbulkan sikap berbakti dan berkorban membela negara sebagai modal penting untuk pembangunan Daerah dan Bangsa tercinta," jelasnya.
Sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Gubernur Olly Dondokambey, dengan tegas siap mendukung kegiatan tersebut, melalui berbagai program antara lain peningkatan pemahaman wawasan Kebangsaan dan peningkatan pemahaman 4 Pilar Kebangsaan.
Beliau juga mengimbau, kepada segenap pemerintah dan masyarakat di 15 Kabupaten/Kota di Sulut, agar mendukung dan menyukseskan kegiatan ini melalui tindak lanjut yang konkrit yang terintegrasi dalam program di tiap daerah masing-masing.
Sedangkan, pada kesempatan yang sama juga, Ketua Jaringan Bela Negara Sulawesi Utara Rocky Wowor mengatakan bahwa, tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut adalah ‘Aku Indonesia’, dengan sub tema 'Merajut Kebersamaan Demi Kokohnya NKRI'.
"Tema ini menggambarkan semangat kita dengan Bangsa Indonesia yang sangat dalam kebersaman demi kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesa," jelasnya.
Adapun program Bela Negara merupakan program prioritas dan unggulan Kementerian Pertahanan untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi ancaman, sekaligus untuk mewujudkan ketahanan nasional. Hal itu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk dukungan dari pemerintah dan masyarakat Sulut.
Dipilihnya Sulut menjadi tempat dimulainya Aksi Bela Negara 2017 sangatlah tepat, karena Sulut merupakan pintu gerbang Indonesia bagian timur. Bahkan, pada tahun ini Kota Manado juga akan menjadi tempat pusat Peringatan Hari Bela Negara Ke 69 pada tanggal 19 Desember 2017.
Kegiatan Aksi Bela Negara yang diprakarsai Pemprov Sulut dan Kementerian Pertahanan ini diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan Program Bela Negara untuk menumbuhkan semangat dan kesadaran Bela Negara kepada masyarakat.
Melalui upaya pembinaan kesadaran Bela Negara diharapkan akan menjadi potensi bangsa Indonesia untuk membangun diri menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.
Nilai-nilai Bela Negara sangat penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia. Bela Negara diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara. Nilai-nilai Bela Negara meliputi Cinta Tanah Air, Sadar Berbangsa dan Bernegara, Yakin pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara serta Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara.
Pantauan pewarta BeritaHUKUM.com di lokasi acara kegiatan peluncuran program Aksi Bela Negara ini, selain dihadiri Menteri Pertahanan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryancudu tampak pula Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Kapolda Sulut Irjen pol Drs. Bambang Waskito, Forkopimda Sulut, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Sekdaprov Edwin H. Silangen, Ketua Umum Jaringan Bela Negara Nasional Laksamana Madya (Purn) TNI Gunadi, MDA, Ketua Jaringan Bela Negara Sulut Rocky Wowor, Forkopimda Kabupaten/Kota, Muspika, Artis senior Titik Puspa dan seluruh elemen masyarakat Sulawesi Utara, pelajar dan Mahasiswa yang berjumlah kurang lebih 5.000 orang peserta.
Dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan Lagu dan parade NKRI, pelantikan Pengurus Pusat Jaringan Bela Negara, penandatanganan Ikrar Bela Negara, serta peluncuran album Bela Negara, yang langsung dihadiri oleh pencipta lagunya yakni Artis senior Titik Puspa bersama tim Duta Cinta.(bh/yun) |