SAMARINDA, Berita HUKUM - Merasa tertekan dengan pemberitaan media masa serta aksi demo di KPU Kaltim beberapa hari berjalan, terkait keterlibatannya bersama ketua KPU Kaltim Andi Sunandar dengan menemui salah satu calon pasangan gubernur di hotel Mesra Kamar 611, Ketua Badan pengawas Pemilu (Bawaslu) Kaltim Syaiful Bahtiar mengundurkan diri dari jabatan.
"Selama dua hari berturut-turut adanya pemberitaan baik di media masa maupun aksi demo terkait kehadiran saya dengan Ketua KPU Kaltim Andi Sunandar di sebuah hotel di Samarinda, saya merasa sangat tertekan," ujar Syaiful, Sabtu (1/6) malam.
Pemberitaan di media massa terkesan menyudutkan dirinya baik secara pribadi maupun selaku Ketua Bawaslu Kaltim. Dan surat pengunduran dirinya sudah disampaikan kepada ketua Bawaslu Pusat pada tanggal 31 Mei 2013 malam dan berdasarkan kesepakatan rapat sebagai penggantinya dirinya ditunjuk Haerul Akbar sebagai Ketua Bawaslu Kaltim, terang Syaiful.
Pro dan kontra akibat pemberitaan tersebut sehingga saya memilih mundur dari jabatan ketua Bawaslu untuk menjaga wibawa institusi. Sebab kehadiran saya di salah satu hotel malam itu atas undangan Ketua KPU Kaltim Andi Sunandar untuk mengawasi salah satu pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
"Disini saya mengklarifikasi bahwa saya tidak diundang oleh siapapun di hotel tersebut, saya diminta Ketua KPU Kaltim untuk mengawasi dalam rangka mediasi antara salah satu bakal calon dengan tokoh masyarakat di Kaltim, saya sendiri tidak tahu permasalahannya," tegas Syaiful.
Menurut Syaiful, tidak ada yang dilanggar mediasi antara Ketua KPU Kaltim dengan bakal calon dengan toko Kaltim di hotel karena diketahuinya bahwa situasi seperti itu sangat riskan dilakukan KPU Kaltim, pungkas Syaiful.(bhc/gaj) |