YOGYAKARTA, Berita HUKUM - Di antara kekuatan Muhammadiyah hingga bertahan satu abad lebih ialah karena memiliki amal usaha. Berbagai amal usaha Muhammadiyah, seperti dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial menjadi wujud kerja nyata organisasi Islam itu bagi kepentingan kemajuan bangsa.
"Apa yang kita lakukan baik Muhammadiyah sebagai persyarikatan maupun UMSU sebagai representasi amal usaha persyarikatan menggambarkan siapa kita sesungguhnya. Karena perbuatan lebih absah daripada apa yang kita katakan," tutur Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sambutannya di acara Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Sumatera Utara pada Ahad (21/2).
Haedar mengungkapkan bahwa 1001 mengucap kata baik dan segala hal-hal yang positif yang keluar dari lisan seseorang, belum tentu juga pada saat yang sama teraktualisasi dalam perbuatan. Haedar menegaskan bahwa eksistensi rahmatan lil'alamin bukan dari apa yang kita katakan tapi bersumber dari apa yang telah kita perbuat.
"Muhammadiyah baik secara nasional maupun di setiap daerah, telah membuktikan bahwa apa yang kita lakukan di bidang pendidikan, kesehatan, gerak sosial kemasyarakatan, pembinaan, dakwah dan gerak keagamaan yang bersifat takhasus semuanya diakui masyarakat," ungkap Haedar.
Bahkan, ungkap Haedar, saudara sebangsa yang berbeda agama sekalipun dapat merasakan kehadiran Muhammadiyah yang menebar manfaat dan kasih sayang. Di kawasan di mana kaum muslimin minoritas, lewat segala program di Indonesia bagian timur, Muhammadiyah memberi mashlahat tanpa membeda-bedakan etnik, kedaerahan, dan agama.
Karenanya, Muhammadiyah tanpa amal usaha, boleh jadi sekadar organisasi wacana belaka. Kehadiran amal usaha Muhammadiyah memberikan kekuatan yang nyata dan strategis bagi gerakan Islam ini. Muhammadiyah menjadi membumi berkat amal usaha, yakni berpijak di atas realitas untuk memberi jawaban atas persoalan-persoalan kehidupan umat dan bangsa.
"Muhammadiyah telah menyatu padu antara kata dan realita. Kalau kita ingin menjadi umat terbaik, maka kita harus mempertahankan prestasi ini. jangan kabura maqtan, atau mengajak tapi tidak melaksanakan dan mencontohkan," imbuh Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.(muhammadiyah/bh/sya) |