JAKARTA, Berita HUKUM - Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan peluang Ahok untuk memenangkan kursi Gubernur DKI Jakarta di tahun 2017 jauh lebih besar jika pemilihan gubernur dilakukan oleh DPRD. Menurut Jajat, latar belakang Ahok sebagai double minority yakni beragama Kristen dan keturunan Cina akan sulit diterima oleh warga DKI Jakarta sebagai calon gubernur dalam pemilihan langsung.
“Sikap Ahok yang berlawanan dengan Gerindra karena takut tidak terpilih sebagai gubernur di tahun 2017 tidak rasional. Ahok seharusnya paham bahwa kemungkinan ia terpilih sebagai double minority dalam pemilihan langsung sangat kecil. Sebaliknya, jika ia setia dengan keputusan Gerindra dan Koalisi Merah Putih maka DPRD DKI Jakarta dapat memilih ia untuk terus memimpin DKI di 2017” ujar Jajat pada rilis yang diterima redaksi di Jakarta, Rabu (10/9).
Jajat juga mengatakan, aksi Ahok hari ini yang mengancam mundur dari Gerindra adalah aksi bunuh diri. “Karir politik Ahok berhenti di 2017. Tidak akan ada partai yang mau mengusungnya jadi calon kepala daerah. Jika ada pun, tidak akan mungkin menang jika pemilihan langsung, atau jika pemilihan oleh DPRD karena DPRD dikuasai Koalisi Merah Putih” tutup Jajat.
Sebelumnya ramai diberitakan ketegangan antara Ahok dengan Gerindra berawal dari pembahasan RUU Pilkada. Ahok tak sependapat dengan sikap politik Gerindra yang mendukung Pilkada lewat DPRD. Menurut Ahok, Gerindra mengingkari kepercayaan masyarakat.
Hari ini di Balaikota Ahok mengatakan ia akan mengajukan surat pengunduran diri ke Gerindra. "Hari ini saya siapkan surat pengunduran diri untuk keluar, akan saya kirim ke DPP untuk nyatakan berhenti dan keluar dari partai Gerindra,” kata Ahok.(ncid/bhc/sya) |