JAKARTA-Kondisi negara Indonesia saat ini sudah mencapai titik nadir. Para pemimpin di negara ini seakan sedang terselubung dalam kondisi berpura-pura untuk menutupi berbagai keadaan palsu yang sedang mendatangi Indonesia. Hal ini yang membuat bangsa dan negara itu tak juga lepas dari keterpurukan.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Patrice Rio Capela dalam pidato politik pada acara deklarasi dan rapat koordinasi Partai NasDem di Hotel Mercure, Jakarta, Selasa (26/7). Sejumlah tokoh nasional turut hadir dalam deklarasi berdirinya Partai NasDem itu. Beberapa di antarnya diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidato politiknya.
Patrice sendiri mengakui, pidatonya ini merupakan kutipan pidato dari mantan Presiden Soekarno, yakni ‘Agar Yang Tak Murni Terbakar Mati’. "Saya sengaja ambil judul pidato ini dari kutipan pidato Soekarno di Yogyakarta 1959. Mengapa penting untuk bicara kemurnian? Karena kita sekarang sedang diselimuti penuh oleh tindakan kepura-puraan," jelas Patrice.
Menurut dia, kepura-puraan para pemimpin bangsa ini adalah berpura-pura sejahtera, berpura-pura mewakili rakyat, berpura-pura menjadi negarawan. Bahkan, bisa berpura-pura menjadi sosok yang jujur dan suci di mata masyarakat. Justru akibat kepura-puraan itu, lalu lahir berbagai kepalsuan berupa angka statistik yang semu dan absurd diatas pada penegakan hukum.
Memang angka kemiskinan berkurang, lanjut dia, tapi indeks pembangunan manusia Indonesia terperosok jatuh dibanding bangsa-bangsa lain. "Pendapatan per kapita rakyat naik, tapi petani dan buruh kita dihantam kebijakan impor beras, gula, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya," ujar Patrice.
NasDem merupakan partai masa depan yang komit untuk memperjuangkan perubahan dan restorasi berbagai bidang kehidupan masyarakat yang selama ini terabaikan. "NasDem ingin memberikan perubahan dan perbaikan bagi kehidupan masyarakat, tanpa membedakan suku, agama, dan status sosial," tegas Patrice.
Komitmen NasDem untuk membawa perubahan itu, kata dia, tidak terbatas oleh ruang dan waktu tertentu saja tetapi akan terjadi di mana pun, kapan pun, dan kepada siapa pun. "Pokoknya di mana ada NasDem di situ ada perubahan," ucap Patrice disambut tepuk tangan hadirin.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan, kader Partai Golkar yang terlibat di NasDem harus memilih antara Partai Golkar atau Partai NasDem. "Kalau Partai NasDem yang akan ikut Pemilu, maka harus memilih, dia masuk partai lain atau harus kembali ke pangkuan atau keluar," tegas Priyo.
Priyo mengaku kehilangan kader-kader terbaik Golkar yang ikut ke Ormas Nasional Demokrat, dan berharap nama-nama seperti Ferry Musyidan Baldan dan Syamsul Bahari bisa kembali ke pangkuan Golkar. "Sekaliber Surya Paloh saya berdoa kembali karena ini kader-kader andalan yang kami punya," lanjutnya.
Namun, meski mengharapkan kadernya kembali ke "pelukan" Golkar, Wakil Ketua DPR tersebut mengucapkan selamat datang kepada NasDem yang telah resmi menjadi partai politik. Priyo berharap NasDem bisa mengikuti kompetisi yang sehat di dunia politik Indonesia. "Selamat datang kepada ajang kompetisi yang sehat dan saya katakan tidak mudah untuk bertarung di jalan ini. Siap untuk lempar handuk dan siap juga berkompetisi," ujarnya.(biz/dbs)
|