JAKARTA-Muhammad Nazaruddin kembali ‘bernyanyi’. Bahkan, kali ini nyanyiannya makin nyaring dan membuat geram petinggi serta kader Partai Demokrat. Dalam wawancara melalui video conference jaringan fasilitas Skype dengan Iwan Piliang yang disiarkan eksklusif Metro TV, Jumat (22/7) malam, mantan bendahara umum partai berlambang bintang Mercedes Benz ini, blak-blakan membeberkan manuver Anas Urbaningrum saat berupaya merebut kursi ketua umum dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010 lalu.
Dalam beberapa bagian percakapan tersebut, Nazaruddin terang-terangan merinci bagaimana upaya Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum melakukan gerilya politik menaburan uang kepada para DPC Demokrat di daerah guna menggalang kekuatan suara jelang Kongres PD di Bandung. Rincian gerilya Anas Urbaningrum, diungkapkan Nazaruddin, dibagikan lewat sejumlah pertemuan Anas dan para pengurus DPC PD.
Pertemuan pertama Anas dan Para DPC (jumlah total DPC disebut Nazaruddin sebanyak 340 DPC di seluruh Indonesia) terjadi di Apartemen Senayan City lantai VII yang menjadi Posko pemenangan Anas di Kongres PD. Dalam pertemuan itu, Nazaruddin menyebutkan, para DPC kecipratan uang sebesar Rp 5 Juta, Rp 7 Juta, dan Rp 10 Juta (beragam). Tentunya semua akomodasi dan transport juga ditanggung pihak Anas dan Nazaruddin.
Pertemuan kedua Anas dan para DPC PD terjadi di daerah. Anas disebut Nazaruddin berkunjung ke Batam, Sumut, Jawa Tengah, dan sejumlah daerah lainnya. Jumlah uang yang dibagikan kali ini, disebut NAzaruddin naik menjadi Rp 10 Juta per DPC. Pertemuan berikutnya terjadi di Hotel Sultan, Jakarta. Para perwakilan DPC disebut Nazaruddin disirami sebesar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta.
Siraman uang ke DPC PD tak hanya sampai di situ. Pada saat deklarasi Anas maju sebagai calon Ketum PD, Nazaruddin menyebut jumlah siraman uang naik menjadi Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. Dua hari sebelum Kongres di Bandung , upaya gerilya masih terus berjalan dengan menaburkan uang. Kali ini bentuknya tak lagi rupiah, melainkan dolar AS. Nazaruddin menyebut pihaknya dan Anas memberikan uang sebesar 3 ribu dolar AS hingga 5 ribu dolar AS kepada para pengurus DPC.
Pada hari pelaksanaan kongres, menurut Nazaruddin, jumlah siraman uang naik lagi. Jumlah yang dibagikan ke tiap DPC berkisar antara Rp 5 ribu hingga 10 ribu dolar AS. Yang lebih mencengangkan, dalam dua putaran pemilihan Ketum PD yang berujung terpilihnya Anas Urbaningrum, pihak Anas dan Nazaruddin disebut telah menghabiskan 2 juta dolar AS.
Kenal Lama
Selanjutnya, Nazaruddin mengatakan, mengenal sosok Anas Urbaningrum kenal lama, sejak 2004 lalu. Jalinan persahabatan dari hari ke hari semakin erat. Kerja sama semakin mesra, saat Anas menjadi kandidat Ketua Umum Partai Demokrat. Sayang, jalinan itu retak usai Anas menduduki kursi itu. "Saya lihat dia (Anas) berubah setelah mendapat amanah," ungkapnya.
Jarak pertemanan itu kian melebar, saat KPK menangkap Sesmenpora Wafid Muharram. Apalagi, ketika Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka atas perkara suap pembangunan wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang. “Saya tidak ada niat menghancurkan Partai Demokrat. Semua yang saya ungkapkan ke publik, semata-mata agar tidak terjadi rekayasa dalam pengusutan kasus yang menyeret saya di KPK. Saya juga sakit hati dengan dia (Anas-red). Gara-gara dia, keluarga saya hancur,” tandasnya.
Dalam tayangan gambar tersebut, Nazaruddin juga menunjukkan kepingan cakram digital. Menurutnya, cakram digital itu berisi rekaman CCTV, saat Chandra M Hamzah mendatangi rumahnya. "Ini saya punya rekamannya, saya punya bukti," kata Nazaruddin yang dalam video itu muncul dengan topi jerami dan wajah dicukur habis sambil menunjukkan sebuah CD.(tnc/nas)
Link : http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/07/22/132616/Nazaruddin-Muncul-di-Metro-TV |