BOGOR. Berita HUKUM- Ratusan netizen yang berasal dari berbagai usia memenuhi acara 'Ngopi Bareng Fahri Jilid ke-8' di Yellow Truck Coffee, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/3/) malam lalu. Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah selaku tuan rumah acara mengatakan, ide untuk ngopi sambil diskusi ini tercetus secara spontan dan tanpa adanya desain.
"Ini salah satu cara untuk menikmati nafas zaman yang baru, dimana saling tukar pikiran untuk kemajuan bangsa dengan melibatkan media sosial," ujar Fahri, diawal pembicaraannya. Turut hadir juga Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, sebagai bintang tamu di acara yang dikemas dengan diskusi santai.
Ia melanjutkan, sosoknya dengan Fadli Zon termasuk orang yang aktif dalam bersosial media dan termasuk generasi yang gemar berdiskusi untuk bertukar pikiran serta tidak takut dalam perbedaan pendapat. "Tapi kalau berbeda pendapatan, ya itu rezekinya dari Allah," seloroh Fahri yang sontak disambut gelak tawa netizen yang hadir.
Pimpinan DPR RI Bidang Kesejahteraan Rakyat ini juga mengungkapkan, kalau ia mengundang juga haters yang hanya berinteraksi dengannya di media sosial untuk hadir dan diskusi bersama. "Saya mengundang haters yang mungkin hanya melihat saya di media sosial, gemas dengan tulisan saya, saya ingin mereka hadir dan menghujamkan pertanyaan yang keras kepada saya dan saya terbuka untuk (menjawab) itu," pintanya.
Fahri juga mengungkapkan kalau ada yang tidak suka dengannya, ia mempersilakan hal itu. Karena baginya seorang pemimpin harus diuji dengan sekuat-kuatnya cobaan, agar menjadi tangguh, bukan malah bersembunyi di balik pencitraan.
"Pemimpin itu harus otentik, ia harus punya pikiran. Jangan anda memimpin bangsa yang begitu besar, tapi pada setiap pagi bangsa anda bangun dan tidak melihat pikiran apa yang anda keluarkan pada hari itu," ucap politisi dapil NTB itu.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia lahir dari narasi, lahir dari pidato-pidato ber-nash (lafadz yang petunjuknya tegas untuk makna yang dimaksudkan) para pemimpinnya yang menyebabkan kata-katanya menjadi magnet yang dapat mempersatukan ribuan pulau dan beratus-ratus suku, sehingga menjadi satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa, yakni Indonesia.
"Karena itu, kita tidak bisa menerima pemimpin yang tidak punya tradisi orasi, dan bahkan mengecam orasi sebagai tindakan yang hanya omong doang. Ya seperti sekarang ini, katanya revolusi mental, tapi yang dibangun beton. Jalan pikiran tidak ia bangun, sehingga kita satu sama lain saling meragukan ideologi, politiknya terpecah belah, ekonominya kacau balau. Dan yang lebih mirisnya lagi, kita diminta untuk memuja-muja utang, seolah olah utang itu bagus, dimana-mana ya utang itu jelek," tegas Fahri yang saat ini mulai merintis usaha setelah pensiun, yakni Kopi Revolusi.
Pada acara ini juga terdapat games yang melibatkan 2F (Fahri-Fadli) untuk melihat kekompakan satu sama lain dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan netizen, tanya jawab dengan netizen yang hadir dan juga penampilan stand up comedy.(mhr/sf/DPR/bh/sya) |