NIGERIA, Berita HUKUM - Lebih 300 milisi Boko Haram tewas dalam operasi militer di Nigeria timur laut, kata pihak militer.
Beberapa milisi juga ditangkap, sejumlah senjata dan peralatan disita, kata juru bicara bidang pertahanan Chris Olukolade.
Dua orang tewas dan 10 lainnya terluka selama operasi yang berlangsung dalam dua hari terakhir di negara bagian Borno, tambahnya.
Kematian ini belum dapat dipastikan secara independen. Pasukan Nigeria dituduh membesar-besarkan jumlah korban di masa lalu.
Serangan Boko Haram terhadap warga sipil dan militer telah menewaskan ribuan orang sejak kelompok itu mulai melancarkan operasi dengan menggunakan kekerasan bagi berdirinya negara Islam terpisah pada tahun 2009.
Nigeria, Chad, Kamerun, dan Niger baru-baru ini membentuk koalisi militer dan menyatakan telah mencatat sejumlah kemenangan atas Boko Haram.
Sementara, Kelompok militer asal Nigeria Boko Haram melancarkan serangan mendadak terhadap Chad, ini adalah serangan pertama Boko Haram terhadap Chad. Chad bergabung dengan Nigeria, Niger, dan Kamerun dalam koalisi militer menghadapi Boko Haram.
Kolonel Azem Bermandoua Agouna, dari militer Chad menjelaskan grup militer tersebut membunuh satu tentara dan melukai empat orang lainnya di desa Ngouboua.
Agouna mengatakan satu komandan pasukan terbunuh oleh tembakan peluru, tetapi ia enggan mengkonfirmasi jumlah korban sipil lainnya.
Ia juga menjelaskan dua orang anggota Boko Haram terbunuh serta lima orang lainnya terluka
Penduduk lokal menjelaskan sekitar 30 orang anggota Boko Haram membakar dua pertiga rumah di desa mereka. "Mereka datang dengan tiga kapal dan membunuh 10 orang sebelum dipukul mundur oleh pasukan tentara," salah seorang penduduk menjelaskan kepada Reuters.
Militer Chad telah melancarkan serangan udara sebagai balasan dan menghancurkan kapal mereka, militer Chad menjelaskan.
Chad, dipandang memiliki kekuatan militer mumpuni, telah melancarkan serangan udara terhadap kelompok jihad di Nigeria dan Niger, serta menempatkan pasukannya di daerah perbatasan sekitar danau Chad.(BBC/bhc/sya) |