JAKARTA, Berita HUKUM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah jika dalam menetapkan status tersangka seseorang termasuk ke mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq ada konspirasi.
Melalui akun twitter, penyidik KPK Novel Baswedan mengakui bahwa melawan korupsi terlebih seperti mafia penuh resiko. "Sebagai penyidik saya sadar bahwa melawan korupsi apalagi yang sudah seperti mafia, banyak resiko, tapi saya tetap lawan karena semua terjadi hanya karena Allah," kicau Novel.
"Saya dan banyak kawan di KPK akan ambil semua resiko untuk berantas korupsi terhadap siapa saja dengan cara yang patut dan tidak diskriminasi, Insya Allah," kata Novel Baswedan melalui akun Twitter-nya, @nazaqistsha, Minggu (3/2).
Diungkapkan Komisaris Polisi ini, dalam pemberantasan korupsi penuh resiko termasuk upaya kriminalisasi yang sistimatis. "Termasuk resiko dikriminalisasi, dan itu tidak boleh menyurutkan semangat saya untuk tetap lawan korupsi," terang Novel.
Novel mengingatkan tidak akan menyerah dalam pemberantasan korupsi, walaupun dikriminalisasi dan diintimidasi. "Jadi kalau ada yang beranggapan bahwa saya akan menyerah bila dikriminalisasi, diintimadasi dan diancam, saya kira Anda sedang berfikir yang salah."
Selain itu, Novel juga mengatakan, suap harus diperangi karena induknya korupsi. "Tapi mestinya secara umum kita semua harus sadar bahwa suap itu sangat merusak dan harus diperangi, karena suap induknya korupsi," cetusnya.
“Bila dunia mulai menarik bagimu, dan akhirat terasa jauh darimu, pejamkanlah mata, dan ingat kegelapan yang menanti di kubur.”
“Saya dan kawan-kawan di KPK juga tidak serendah anggapan beberapa orang yang anggap bisa diatur atau dikontrol pihak lain, apalagi konspirasi,” kicau Novel Baswedan menegaskan. (bhc/mdb)
|