Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Terorisme
PSN: Santri Melawan Terorisme
2016-03-01 15:57:54
 

Tegar Putuhena, Ketua Umum Pergerakan Santri Nusantara dalam diskusi, Jum'at (27/2) lalu.(Foto: Istimewa)
 
SURABAYA, Berita HUKUM - Maraknya tindakan terorisme disikapi oleh Pergerakan Santri Nusantara (PSN). Dalam diskusi publik bertajuk "Proteksi Santri Terhadap NKRI dari Bahaya Laten Terorisme" yang diselenggarakan di Asrama Haji Surabaya. Mengemuka pandangan pentingnya menguatkan peran santri dalam menghadan ideologi radikalisme dan terorisme.

"Selama ini terorisme selalu diidentikkan dengan pesantren dan kaum santri. Stigma seperti ini tentu tidak benar adanya." papar Tegar Putuhena, Ketua Umum Pergerakan Santri Nusantara dalam diskusi, Jum'at (27/2) lalu.

Tegar menegaskan akan pentingnya menangkal pemahaman radikalisme ini dengan cara menguatkan peran santri.

Jumlah pesantren di Indonesia sudah cukup banyak, begitupun santri didik yang dihasilkan. Menurutnya, tumbuh berkembangnya pemahaman radikal selama ini salah satunya dipicu karena minimnya penguatan jiwa nasionalisme khususnya di kalangan santri.

"Pemerintah tentunya harus turun tangan. Pendidikan nasionalisme harus diintegrasikan dengan metode pembelajaran santri di pesantren," imbuh Tegar.

Ketua Umum Pergerakan Santri Nusantara itu pun melanjutkan bahwa kedepan, peran santri harus diperhatikan oleh pemerintah dalam upaya memproteksi keutuhan NKRI.

Muhammad Hermansyah, akademisi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang turut hadir dalam diskusi tersebut juga menyampaikan bahwa penting untuk melakukan proteksi NKRI di dunia akademik. Mahasiswa harus dibentuk sebagai agen nasionalisme yang kebal terhadap paham radikal dan terorisme.

"Dalam dunia akademik harus ada peran aktif setiap stakeholder untuk mencegah tumbuh suburnya ideology radikal.", ungkap Hermansyah.

Peristiwa bom Thamrin menurut kedua narasumber merupakan satu bukti bahwa semua pihak perlu turun tangan untuk mencegah kejadian seperti itu terulang kembali. Terorisme haruslah dipahami sebagai bahaya laten yang harus diwaspadai.(rls/bh/rar)



 
   Berita Terkait > Terorisme
 
  Hendardi: Penanganan Paham Radikalisme, Terorisme dan Intoleransi Harus Diperkuat
  Nasir Djamil: Jangan Sampai Ada Stigma Penanggulangan Terorisme Terkait Agama Tertentu
  IMMH UI: Perlu Adanya Refleksi terhadap Regulasi Anti Terorisme
  Beda dengan Kapolri, Pengamat Terorisme Sebut Teroris ZA Bukan 'Lone Wolf'
  Tengku Zulkarnain: Istilah Ekstremis Umumnya Dilontarkan Penjajah
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2