LONDON (BeritaHUKUM.com) – Pihak Militer Amerika Serikat (AS) akan menunjuk seorang jenderal angkatan udara, yakni Brigadir Jenderal Stephen Clark untuk memimpin investigasi mengenai insiden itu dan menyusun laporan awal sebelum 23 Desember nanti.
Pejabat tertinggi militer Amerika mengatakan, kemurkaan Pakistan atas serangan udara NATO yang menewaskan 24 tentara Pakistan di daerah perbatasan Pakistan-Afghanistan, dapat dibenarkan. Tapi pejabat itu menolak untuk minta maaf, dengan alasan bahwa dibutuhkan penyelidikan untuk insiden itu.
Dalam wawancara dengan jaringan televisi Inggris, ITV, yang ditayangkan Senin (28/11) malam waktu setempat, Pimpinan Gabungan Kepala Staff Angkatan Bersenjata AS, Jenderal Martin Dempsey, mengatakan, Islamabad punya alasan untuk murka karena senjata yang menewaskan tentara Pakistan adalah senjata milik sekutu Nato pada Sabtu (26/11) lalu.
Berbicara dalam kunjungan di London, Jenderal Dempsey mengatakan dia menghendaki kesabaran pemerintah Pakistan untuk mempelajari insiden itu, dimana pesawat Nato menghantam beberapa pos tentara di perbatasan Pakistan.
Serangan itu terjadi di sebuah daerah perbatasan yang tidak diberi tanda dengan jelas dan dipersengketakan, yang terletak di antara provinsi Kunar, Afghanistan dan daerah kesukuan Mohmand, Pakistan.
Sementara militer AS mengatakan, sejak Senin (28/11) kemarin, seorang jenderal AU AS akan memimpin investigasi mengenai insiden itu. Tim itu akan bekerja bersama dengan wakil-wakil dari Nato dan pemerintah Afghanistan serta Pakistan untuk menetapkan cara mencegah kejadian serupa pada masa depan.(voa/sya)
|