Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    

Parlemen Thailand Pilih Adik Thaksin Jadi PM
Friday 05 Aug 2011 19:06:20
 

Istimewa
 
BANGKOK-Parlemen Thailand secara resmi memilih Yingluck Shinawatra sebagai perdana menteri negara itu. Ia merupakan perempuan Thailand pertama yang menjadi perdana menteri. Penunjukan Yingluck sebagai perdana menteri ini sebelumnya sudah bisa dipastikan, karena dia memimpin Partai Pheu Thai menang pemilu nasional pada Juli lalu.

Seperti diberikan BBC, partai Yingluck dan koalisinya kini memimpin mayoritas majelis rendah. Saat pemilihan berlangsung, 296 dari 500 anggota parlemen, memilih Yingluck sebagai perdana menteri. Tiga anggota menolak dan 197 lainnya abstain. Setelah secara resmi dipilih oleh Parlemen. Raja Bhumibol Adulyadej akan segera melantiknya dalam sebuah upacara yang akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

Yingluck, adalah adik mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang kini dalam pelarian. Wanita berusia 44 tahun ini, kini menghadapi tantangan untuk membawa stabilitas setelah lima tahun mengalami kericuhan politik. Saudara lelakinya—yang kebijakan populisnya berhasil mendapatkan dukungan dari kaum miskin kota dan pedesaan—digulingkan pada 2006 lalu dalam sebuah kudeta militer.

Thaksin, yang kini tinggal di Dubai, dipandang sebagai pemimpin Partai Pheu Thai secara de facto, dan pengaruhnya masih cukup besar untuk membawa adiknya memenangkan kampanye pemilu. Sejak tahun 2006, Thailand terbagi menjadi banyak daerah pemilihan. Tahun lalu ribuan pendukung Thaksin menguasai sebagian kota Bangkok selama aksi demo berbulan-bulan yang kemudian dibubarkan militer. Lusinan orang tewas dalam kekerasan tersebut.

Yingluck harus bekerja keras untuk meyakinkan para pengkritiknya bahwa dia bisa menjadi pemimpin yang kuat diluar pengaruh Thaksin. Ia yang belum pernah memiliki pengalaman politik, mengatakan ''Isu pertama yang harus diselesaikan adalah bagaimana mencapai rekonsiliasi''.

Meski partainya memenangkan mayoritas kursi di parlemen, dia mengatakan Partai Pheu Thau akan membentuk koalisi dengan empat partai lain untuk bekerja sama menjalankan negara dan memecahkan masalah rakyat. Koalisi ini akan mengontrol 60% suara di parlemen.(mic/ans)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2