JAKARTA, Berita HUKUM - Partai Bulan Bintang (PBB) menyelenggarakan Acara Pelantikan Kepengurusan Fungsionaris DPP PBB periode 2015-2020, serta Milad ke-17 dan Halal Bi Halal di Hotel Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta pada, Senin (10/8) malam, yang turut dihadiri pula oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), MenkoPulhukam Tedjo Edhi Purdijatno, dan beberapa tohoh lainnya.
Ketua Majelis Syura DPP Partai Bulan Bintang MS Kaban mengatakan PBB harus menjadi partai politik yang selalu menjadi pemecah masalah, bukan pembuat masalah. "Kita Bersykur hari ini melaksanakan beberapa event partai secara sekaligus, melaksanakan hala bihalal bulan syahwal, Terutama saya sebagai Ketum sebelumnya membuat kesal pimpinan partai, saya mohon maaf sebesar-besarnya. 17 tahun PBB, masih sangat baru. Kita telah mengikuti Pemilu beberapa x, pasang surut telah terjadi. PBB ingin memecahkan masalah-masalah luar Biasa. PBB sebagai pemecah masalah, bukan pembuat masalah. Dengan sistem negara yang kuat, kita yakin bisa menjadi negara yang besar," jelasnya.
Sistem yang kuat perlu personalia-personalia yang diisi oleh orang yang memiliki kapabilitas yang kuat. Untuk membangun partai kita yang kuat harus taat 1 komando dari Ketum. "Suka atau tidak suka harus dikerjakan. Yang kedua, dalam situasi kita berbangsa dan benegara ini begitu kompleks. Karena, kita PBB yakin, dengan penuh keyakinan dan keimanan itu diberkahi oleh rahmat Allah yang maha Kuasa." ujar MS Kaban.
MS Kaban meminta, agar sebagai Fungsionaris-fungsionaris partai, hati-hati membuat statement, karena setiap statement bisa membuat banyak intepretasi. Jangan sampai dia mengatakan segala sesuatu yang sebenarnya dia tidak paham, apa yang dia katakan itu, "Jika kita tidak paham, Saya tekankan lagi kepada Fungsionaris, katakan apa yang kita kerjakan, 'jangan' katakan apa yang sebenarnya kita tidak tau apa yang kerjakan. Mudah-mudahan kedepan dengan Komando Prof. Dr Yusril Izra Mahendra, PBB dapat maju kembali," ungkapnya.
"Ini sebenarnya bukan menyerahkan tambuk Kepemimpinan, namun menyerahkan kembali kepada pemegang mandat itu. Sekarang waktunya negara membutuhkan pimpinan yang utuh dari Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra." kata Dr. H. Malem Sambat (MS) Kaban S.E., M.Si yang juga sebagai mantan Menteri Kehutanan RI, Kabinet Indonesia Bersatu.
Sementara, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (Ketum DPP PBB) Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc mengatakan, dengan kehadiran Presiden Jokowi di tengah-tengah kesibukan beliau, memberikan kesempatan hadir dan memberikan kata sambutan untuk PBB ini.
"Kehadiran Bpk Presiden RI menunjukan beliau bersungguh-sungguh memandang Partai Politik tidak melihat besar dan kecilnya. PBB dimana terus memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara ini," ujar Prof Yusril, yang juga pernah menjabat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Menteri Sekretaris Negara Indonesia.
PBB berdiri pada tahun 1998, dan ikut Pemilu pada 1999, dan ikut terus dalam pemerintah. memberikan falsafah yang jelas. "Yang ajaran-ajaran universal dan memberikan sumber yang tidak habis-habisnya dalam menghadapi persoalan-persoalan yang kita hadapi, bangsa dan negara."
Prof Yusril menambahkan, "Oleh karena itu PBB bersifat Islam yang universal, tapi sekaligus juga bersifat Nasionalis. Islam dan kebangsaan seperti satu dalam mata uang yang sama. PBB menerima Pancasila sebagai common law Form, titik temu bangsa," jelasnya.
"PBB selalu menempuh jalan yang moderat, demokratis dan damai. PBB menolak cara-cara kekerasan, teror. Kehidupan sebuah Parpol seperti Organisasi pada umumnya, mengalami pasang surutnya, begitu pula PBB," ungkap Yusril.
"Apa yang saya ungkapkan ini, sebagai melakukan konsolidasi dan melakukan revitalisasi, sehingga memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa dan negara ini. " pungkas Ketum DPP PBB Prof Yusril.(bh/mnd) |