SAMARINDA, Berita HUKUM - Fahrur Rahman (22) terpaksa harus terbaring di ruang ICU RSU A Wahab Syahrani Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) pada, Jumat (25/11) sekitar pukul 23.40 Wita malam. Mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Fakultas Pertanian tersebut menjadi korban peluru nyasar yang meletus dari senjata laras panjang milik anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat, yang saat melintas di jalan Pahlawan, pas di depan SMK I Samarinda.
Informasi yang dihimpun pewarta BeritaHUKUM.com, saat itu anggota BNN mengejar bandar narkoba di Jalan Pahlawan, diduga menggunakan mobil Toyota Avanza warna putih mengejar bandar narkoba yang menggunakan mobil berwarna biru dan anggota BNN tidak mengenakan pakaian dinas.
Tepat di pembelokan depan SMK I, mobi Avanza yang dikendarai anggota BNN tersebut langsung menghadang mobil biru yang diduga di kendarai bandar narkoba. Petugas BNN keluar dari mobil Avanza putih dengan senjata laras panjang langsung memuntahkan pelurunya untuk melumpuhkan target operasinya.
Namun, satu peluru yang meletus dari petugas BNN tidak tepat sasaran, sehingga pelurunya memantul dan menembus kaki korban Fahrur Rahman, yang pas sedang melintas bersama Anjas (22) temannya.
Saksi korban Fahrur Rahman kepada petuga Kepolisian di ruang ICU RSU A Wahab Syahrani pada dini hari tadi Sabtu (26/11) mengatakan, saat dirinya dan teman temannya melintas di jalan Pahlawan, yang hendak pulang ke kos mereka di Jl Perjuangan 7, pas depan SMK 1 ada mobil Avanza putih menghalangi mobil warna biru, dan mendengar suara tembakan sekitar 5 kali, jelas Fahrur.
"Saya sudah lewat di depan mendengar suara tembakan dan menoleh ke belakang, saya melihat mobil avanza putih pintunya terbuka dan meliat yang memakai baju putih pengang senjata laras panjang dengan mengeluarkan tembakan. Tiba-tiba kaki kiri terkena, ada yang kena, saya bilang saya kena tembak, saya berhenti dan di senter teman saya ternyata mengeluarkan darah, dan langsung dibawa ke ICU rumah sakit," ujar Fahrur.
Hal yang sama di katakan saksi Anjas, kepada petugas Kepolisian, dirinya mendengar sekitar 5 atau 6 kali suara tembakan.
"Tiba-tiba teman saya mengatakan kakinya terkena tembak. Setelah saya senter kakinya mengeluarkan darah dan langsung kita bawah ke Rumah sakit," ujar Anjas.
Pantauan pewarta, anggota Kepolisian dan anggota BNNP Kaltim mendatangi Rumah Sakit dan meminta keterangan korban. Setelah petugas Kepolisian dari Polres dan Polsek Samarinda Utara yang di pimpin Kapolsek meminta keterangan korban dan saksi langsung melakukan olah TKP.
Tampak olah TKP yang dilakukan anggota Kepolisian dan Propam yang di pimpin Kapolsek Samarinda Ulu, dini hari tadi menemukan 5 selongsongan peluru yang berserakan di jalan tempat kejadian perkara.
Namun, Kapolsek Samarinda Ulu yang di konfirmasi pewarta dini hari tadi belum bisa berkomentar.(bh/gaj) |