Pemimpin Korea Utara Kim Jong-il meninggal dunia dalam usia 69 tahun. Kim yang telah memimpin negara komunis sejak ayahnya, Kim Il-sung wafat pada 1994 itu, meninggal dunia dalam perjalanan kereta api, saat mengunjungi sebuah wilayah diluar kota Pyongyang. Demikian pernyataan resmi pemerintah setempat.
Mangkatnya Kim, seperti dilansir BBC, Senin (19/12), menyebabkan kejutan besar di seantero Korea Utara. Berita duka cita yang diumumkan melalui televisi ini, disiarkan dengan sebuah pernyataan emosional yang dibacakan penyiar--mengenakan busana hitam. Dalam pengumuman itu, penyiar menyebut sang "pemimpin tercinta" meninggal, akibat kelelahan karena tingginya beban kerja mental dan fisiknya.
Laporan terbaru televisi Korea Utara menyebut bahwa upacara pemakaman akan dilangsungkan di ibukota Pyongyang, pada 28 Desember mendatang. Atasa kabar tersebut, pemerintah Korea Selatan menyatakan militernya telah disiagakan setelah mendengar pengumuman ini diikuti dengan sebuah sesi pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional, seperti ditulis kantor berita Yonhap.
Pemimpin besar Korut ini menderita serangan stroke pada 2008 dan sejak itu kerap absen dari pantauan publik selama berbulan-bulan. Sosok pengganti yang sudah disiapkan untuk mengisi peran-peran kenegaraan berikutnya diduga adalah anak ketiganya, Kim Jong-un, yang diperkirakan berumur hampir 30 tahun.
Kim Jong-un adalah putra termuda Kim Jong-il dari mendiang istri ketiga, Ko Yong-hui. Jong-un lahir pada 1983 atau awal 1984. Awal, Jong-un dianggap mampu menggantikan kedudukan sang ayah. Para pengamat justru memusatkan perhatian mereka pada saudara seayahnya, Kim Jong-nam dan saudara kandungnya Kim Jong-chol.
Namun, spekulasi bahwa Kim Jong-un disiapkan untuk menjadi "putra mahkota" mulai muncul pada Januari 2009, setelah sebuah laporan dari kantor berita Korea Selatan, Yonhap mengatakan bahwa Kim Jong-il telah memilihnya sebagai pewaris kepemimpinan di negara komunis itu.
Penunjukan Kim Jong-un juga telah dilaporkan kepada Komisi Pertahanan Nasional yang menandakan bahwa ia resmi didapuk sebagai calon penerus. Komisi Pertahanan, badan pemerintah terpenting di Korea Utara, dipimpin oleh Kim Jong-il.
Pada 2 Juni 2009, badan intelijen Korea Selatan dilaporkan, mendapat informasi bahwa para pejabat Korea Utara telah diperintahkan untuk mendukung pilihan Kim Jong-il menjadikan Kim Jong-un sebagai pemimpin berikutnya. Korea Utara telah menciptakan puisi, lagu hingga derap langkah khusus untuk Kim Jong-un.
Laporan menyebutkan lebih dari 10 juta lembar foto juga telah disiapkan untuk dipasang berdampingan dengan ayah dan kakeknya. Pada saat yang sama, ada spekulasi bahwa calon penerus Kim Jong-il adalah Chang Song-taek, suami dari saudara perempuan Kim Jong-il dan direktur departemen administrasi Partai Buruh Korea Utara. Tetapi beberapa pengamat memandang Chang Song-taek hanya akan bertindak sebagai "pembimbing" Kim Jong-un hingga ia siap.
Hanya sedikit yang diketahui tentang Kim Jong-un. Sang ibu yang diduga istri kesayangan Kim Jong-il, memanggilnya dengan sebutan "raja bintang kejora." Dalam buku berjudul "I was Kim Jong-il's Chef" ("Saya Adalah Juru Masak Kim Jong-il"), yang ditulis oleh seorang lelaki Jepang dengan nama samaran Kenji Fujimoto, menyebutkan bahwa Jong-un adalah anak kesayangan ayahnya. Namun, sesudah kematian ibunya, karena kanker pada 2004, Jong-un tampaknya sempat tersisihkan dari peluang kepemimpinan.
Tetapi sesudah Kim Jong-nam dideportasi dari Jepang pada 2001 dan keraguan mengenai "kejantanan" Kim Jong-chol kembali menaikkan peluang Jong-un. Jong-un mengenyam pendidikan di Swiss seperti saudara-saudaranya dan menghindari pengaruh Barat. Ia pulang sekolah tepat waktu dan bergaul dengan duta besar Korea Utara di negara itu.
Sejak kembali ke Pyongyang, ia bersekolah di Universitas Militer Kim Il-sung. Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang kepribadiannya. Jong-un juga memiliki sejumlah masalah kesehatan yang sama dengan ayahnya, seperti diabetes dan jantung karena kurang berolahraga. Konon, ia penggemar liga bola basket AS, NBA. Tetapi informasi tersebut seperti juga informasi lain di Korea Utara tidak dapat dikonfirmasi.(sya)
|