JAKARTA, Berita HUKUM - Perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diprediksi akan merosot tajam pada Pemilu legislatif tahun 2014. Pasalnya, menurut pengamat politik Universitas Indonesia, Boni Hargens meski telah meraih kemenangan Pemilukada (pemilihan umum kepala daerah) di dua daerah pasca dijeratnya mantan Presiden PKS, Lutfhi Hasan Ishaaq dalam kasus suap kuota impor sapi.
Hal itu, tidak akan berlaku pada pesta demokrasi 2014. Karena, menurut Boni ada kelompok Islam yang akan melihat paradoks yang tajam antara cita-cita politik PKS dan kinerja politik saat ini.
"Sehingga menyebabkan terjadi migrasi pemilih yang cukup tajam. Sehingga, dugaan saya PKS akan jatuh di kisaran lima sampai enam persen," katanya saat dihubungi wartawan, Senin (13/5).
Dimana, pemilih PKS akan cenderung memilih partai Islam lain yang agak ke tengah secara ideologis seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu, menurut Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini pemilih PKS dari Nadhlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah akan kembali ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
"Bahkan tidak mungkin, suara pemilih PKS bisa jatuh ke partai lain seperti ke PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem dan PKPI," tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPP PKS, Indra pernah menyatakan hal sebaliknya. Menurutnya, publik bisa menilai bahwa sikap kader partainya ditataran bawah. Tidaklah, sama dengan yang ditunjukkan oleh Ahmad Fathanah yang juga tersangka kasus suap impor sapi.
"Apalagi AF bukanlah, kader PKS. Karena tidak memiliki KTA ataupun menjadi pengurus partai," ungkapnya saat ditemui BeritaHUKUM.com beberapa waktu lalu.(bhc/riz) |