Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Sejarah
Pengembalian Koleksi Museum Nusantara Belanda Diapresiasi
2020-01-04 21:14:36
 

 
JAKARTA, Berita HUKUM - Pengembalian sejumlah benda purbakala milik Indonesia yang tersimpan di Museum Nusantara Belanda ke Tanah Air sangat diapresiasi. Pengembalian koleksi museum di Belanda itu, sekaligus jadi kado tahun baru yang sangat berharga.

Demikian disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Adrianus Asia Sidot dalam wawancaranya dengan Parlementaria melalui pesan aplikasi Whatsapp, Jumat (3/1). "Pengembalian barang-barang bersejarah koleksi Museum Nusantara Belanda ke Museum Nasional patut kita hargai. Pengembalian tsb merupakan kado tahun baru yang sangat bernilai," puji Adrianus.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada akhir Desember lalu telah menerima 1500 koleksi museum di Belanda setelah melalui negosiasi panjang. Benda-benda bersejarah peninggal leluhur Bangsa Indonesia ini diduga banyak tersimpan di museum-museum Eropa. Benda-benda bersejarah milik Indonesia itu dibawa paksa ke Eropa sejak era kolonial. Butuh penelitian lebih lanjut di mana saja koleksi berharga bangsa tersebut berada.

"Selanjutnya kita berkewajiban menjaga, mengamankan, dan memelihara peninggalan sejarah yang bernilai tinggi. Jika bangsa lain sangat menghargai kebudayaan Indonesia yang bernilai sangat tinggi, kita selayaknya menghargainya lebih tinggi lagi dan bangga dengan kebudayaan sendiri," ucap legislator asal Kalimantan Barat tersebut.

Menurut Adrianus, negosiasi pengembalian koleksi bersejarah itu perlu dilakukan di tingkat kepala negara, agar warisan bersejarah Indonesia ini segera kembali ke Tanah Air untuk diselamatkan. "Perlu pembicaraan serius antara Presiden RI dengan kepala negara yang menyimpan koleksi benda-benda budaya Indonesia, agar benda-benda tersebut dikembalikan ke Indonesia," tambah politisi Partai Golkar ini.

Generasi muda Indonesia perlu mengetahui dan memahami kebudayaannya sendiri lewat peninggalan sejarah berupa manuskrip dan artefak kuno warisan nenek moyang. Sementara teknis meminta pengembalian koleksi-koleksi museum di sejumlah negara di Eropa itu, lanjut Adrianus, tak perlu dengan cara paksa. Cukup dengan cara-cara yang bermartabat.(mh/es/DPR/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Sejarah
 
  Hidayat Ingatkan Pesan Bung Karno Jas Merah
  PKS: Penghapusan Mata Pelajaran Sejarah Berbahaya dan Tidak Relevan
  Pengembalian Koleksi Museum Nusantara Belanda Diapresiasi
  Ketua DPR: Kita Harus Bangga Maha Karya Indonesia Diakui Dunia
  Presiden Joko Widodo Resmikan Pusat Sejarah Konstitusi
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2