SAMARINDA, Berita HUKUM - Pengunjung dan Pasien RS AW Syahrani, yang terletak Jl. Palang Merah, Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) Kamis kemarin sekitar pukul 11:30 Wita, geger dengan adanya kejadian seorang dokter bedah diketaui bernama dr. Rudi (46) dikeroyok oleh lima orang preman di depan kamar bedah, namun tidak mengalami luka yang serius.
Pengeroyokan yang dilakukan lima orang preman saat ketika dr Rudi usai melakukan operasi terhadap seorang pasien, usai melakukan pengeroyokan ke lima orang preman tersebut yang belum diketahui identitasnya langsung kabur, ujar Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arief Prapto S, melalui Kasubag Humas Ipda H Agus Setyo D kepada pewarta BeritaHUKUM.com, Jumat (26/4).
Ipda Agus Setyo juga mengatakan, saat ini Polisi akan fokus pada kasus pengeroyokan yang dialami Rudi, mengejar para pelaku yang diduga ada kaitan dengan cek-cok antara dokter rumah sakit tersebut, ujar Agus.
"Kami masih dalami kasus tersebut yang pasti fokus kami yakni untuk mencari dan meringkus pelaku pengeroyokan terhadap korban," tandas Agus.
Hasil laporan Polisi dan berdasarkan visum tidak menyebabkan Rudi luka parah. Dokter mengalami luka memar pada bagian wajah sebelah kanan, akibat pukulan tangan kosong salah satu pengeroyok, jelas Agus.
Sumber yang diperoleh pewarta di RSU AW Syahrani, bahwa pengeroyokan terhadap dr Rudi Kamis siang berlangsung singkat dan membuat pengunjung jadi berhamburan untuk melihat kejadian tersebut, sesaat pelaku pengeroyokan langsung melarikan diri.
Peristiwa pengeroyokan bermula saat terjadi cekcok antara dr. Rudi dengan seorang dokter berinisial dr An, perselisihan terjadi saat Rudi tengah melakukan operasi terhadap seorang pasien penderita tumor, cekcok keduanya itu berlanjut hingga di luar kamar operasi, di depan ruang operasi ternyata sudah ada lima pelaku yang langsung mengeroyok Rudi.
Humas RSUD AW Sjahranie dr Eko Nugroho Raharjo, kepada wartawan Kamis (26/4) membenarkan peristiwa pengeroyokan yang dialami seorang tenaga medis rumah sakit.
"Langkah awal yang akan kami lakukan yakni melakukan rapat komite medik, jika perlu juga akan dibahas di IDI Kaltim," ujarnya.
"Mengenai adanya dugaan pengeroyokan ini erat kaitannya dengan perselisihan antara dokter, saya belum berani untuk memastikannya karena perlu dilakukan kroscek lebih lanjut," pungkas Eko.(bhc/gaj) |