ACEH, Berita HUKUM - Dilaporkan pada Sabtu (3/8) malam sekira pukul 00:00 WIB, puluhan personil gabungan TNI/Polri mendatangi lokasi dimana bendera yang mirip simbol GAM berkibar, di spanduk tepatnya di sisi simpang IV Jalan Banda Aceh- Medan.
Amatan pewarta BeritaHUKUM.com, di lokasi, sebelum dilakukan penurunan bendera sempat terjadi keributan antara TNI/Polri dan massa, dengan tuntutan agar aparat mengurungkan penurunan bendera itu.
Kronologinya, sebelum aparat melakukan penurunan bendera, selang beberapa saat seseorang yang memakai pakaian kaos oblong bercelana pendek dan memakai sebo memanggil serombongan wartawan dari beberapa media online untuk tidak mengambil foto penurunan Bendera Bintang Bulan.
"Demi kebersamaan, kita minta kalian jangan ambil foto saat penurunan ya," pinta pria bersebo itu.
Lalu sesat kemudian, kelompok massa pun berteriak mendatangi wartawan termasuk media ini yang sedang berdiskusi dengan pria bersebo itu dengan mengatakan, wartawan jangan takut untuk meliput berita penurunan ini.
"Wartawan jangan takut mengambil foto, kami yang bertanggungjawab," ujar massa kepada wartawan.
Selanjutnya, keributan pun terjadi antara TNI/Polri dan massa, karena dalam penurunan itu mereka dituding tidak memiliki surat izin untuk menurunkan bendera. Massa juga menyesalkan mengapa sebelumnya aparat telah menurunkan bendera Partai Aceh (PA) dengan ukuran sekitar 2x5, yang dikibarkan di Desa Matang Drien kecamatan setempat.
"Mereka boleh menurunkan bendera bintang bulan, akan tetapi pasang kembali bendera partai itu di tempat semula," teriak massa.
Akhirnya diskusi antara aparat dan massa pun berjalan alot, lalu beberapa jam kemudian rombongan TNI/Polri mengabulkan permintaan massa untuk memasang bendera partai. Sesampainya di lokasi, hingga beberapa jam kemudian aparat belum juga menaikkan bendera partai, hingga suasana pun memanas.
Sesaat kemudian, sekelompok bersenjata dari arah belakang yaitu dari semak-semak memaksa massa untuk membubarkan diri sembari mengokang senjata apinya. "Jika kalian tidak bubar, maka kalian semua akan kami tembak," hardik kelompok bersenjata.
Akhirnya, massa termasuk wartawan pun berhamburan menyelamat dirinya masing-masing takut terkena letupan senjata.
Selanjutnya, puluhan aparat pun kembali menuju terminal Panton Labu, hingga terjadi keributan. Kemudian disertai melepaskan peluru apinya dari salah seorang anggota Polri sampai 3 kali, lalu aparat pun memukul dua orang anggota masyarakat yang bernama Ucok dan Dorce.
Hingga berita ini diturunkan, media ini tidak mengetahui kemana dibawa pergi 2 orang masyarakat yang dipukul oleh TNI/Polri.(bhc/sul) |