BRUSSEL, Berita HUKUM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, mengatakan bahwa perang melawan kelompok militan yang menamakan Negara Islam atau ISIS, akan berlangsung sepanjang yang diperlukan. Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan koalisi internasional untuk melawan Negara Islam di markas NATO di ibukota Belgia, Brussel, Rabu (3/12).
Menurut Kerry, kelompok militan itu mengancam nilai-nilai dasar yang dianut 60 negara yang tergabung dalam koalisi, namun upaya sejauh ini sudah ada hasilnya.
"Hasil dari komitmen kita akan dinilai dalam beberapa tahun ke depan, namun upaya kita sudah berdampak," jelasnya.
"Dua bulan serangan sudah melemahkan kepemimpinan Daesh (akronim untuk NI) dan menyebabkan kerusakan atas kapabilitas logisitik dan operasinya," tambah Kerry.
Pertemuan di Brussel antara lain membahas upaya untuk mengurangi masuknya apra pejuang asing ke Irak dan Suriah.
Di sela-sela pertemuan, Kerry juga bertemu langsung dengan Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, yang dilaprokan meminta 'dukungan yang banyak' agar mampu menumpas NI.
Masih ada perbedaan antara Amerika Serikat dan Turki dalam menghadapi NI karena Ankara membutuhkan ditetapkannya kawasan yang aman di sepanjang perbatasannya dengan Suriah, sebelum pangkalan mereka digunakan untuk melakukan serangan udara.
Sementara sebelumnya, Pemerintah Irak mengatakan perempuan yang ditangkap aparat keamanan Lebanon bukan salah seorang istri dari pemimpin kelompok militan yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Irak, perempuan yang diidentifikasi oleh Lebanon bernama Saja al-Duleimi, adalah saudara dari seorang pria yang ditahan di Irak dan dijatuhi hukuman mati terkait serangan bom.
Ditambahkan bahwa pemimpin kelompok, Abu Bakr al-Baghdadi, memiliki dua istri namun tidak satupun yang bernama Saja al-Duleimi.
Satu surat kabar Lebanon mengatakan bahwa istri dan anak Baghdadi ditangkap beberapa hari lalu ketika melintasi perbatasan masuk ke Libanon dengan menggunakan dokumen palsu.
Interogasi atas Saja setelah dia ditangkap diawasi oleh oditur militer Lebanon.
Tidak jelas kenapa yang disebut istri dan anak Baghdadi itu melintas ke Lebanon karena di negara itu tidak ada wilayah yang dikuasai kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS.
Kelompok itu saat ini menyandera sejumlah tentara Lebanon dan mengancam akan membunuh mereka bila anggota-anggota kelompok itu tidak dilepaskan dari penjara Lebanon.
Wartawan BBC di Beirut sebelumnya melaporkan jika yang tertangkap benar-benar istri dan putra al-Baghdadi, maka pemerintah mungkin akan memanfaatkan mereka untuk menekan ISIS.(BBC/bhc/sya) |