JAKARTA, Berita HUKUM - Korupsi merupakan gabungan dari penyakit sosial dan fenomena dekadensi moral yang melanda masyarakat. “Karenanya, pencegahannya, harus dilakukan secara masif dan sedini mungkin sehingga kejujuran menjadi gaya hidup anak hingga mereka dewasa.”
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Zulkarnain dalam seminar bertajuk “Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan” yang digelar Auditorium Gedung KPK pada Selasa (21/4) lalu.
Zulkarnain menambahkan, untuk menjadikan sikap jujur sebagai gaya hidup, diperlukan peran aktif kaum perempuan kepada keluarganya. “Ibu merupakan pendidik utama kepada anak-anaknya, juga partner bagi suaminya untuk melahirkan keteladanan,” katanya.
Senada dengan itu, Sinta Nuriyah Wahid yang merupakan istri Presiden RI ke-4, almarhum Abdurrahman Wahid menyatakan bahwa kemajuan zaman telah membuat informasi semakin mudah diakses. Banjir informasi ini, sayangnya, juga membawa dampak buruk dan mengancam moralitas anak-anak. “Dekadensi moral juga terjadi dan ini justru merugikan anak-anak kita. Karena itu kaum ibu harus lebih peka dan proaktif,” ujarnya.
Karenanya, ia sepakat bahwa untuk membentengi moral di tengah kondisi ini, diperlukan ketangguhan kaum perempuan dalam berperan, baik sebagai istri maupun ibu dan anggota masyarakat. “Nilai moral harus diajarkan sedini mungkin agar saat dewasa mereka terhindar dari sifat rakus,” katanya.
Selain keduanya, seminar itu juga menghadirkan pembicara lain, yakni, agen SPAK asal Makassar Rachmawati Karim dan pemimpin redaksi sebuah tabloid perempuan, Iis Soelaeman. Menurut Rachmawati, tantangan untuk menyebarkan nilai antikorupsi tidak mudah dan berliku. Penyebabnya, kata dia, masyarakat masih sangat awam mengenai pengetahuan tentang korupsi. “Makanya kita butuh agen SPAK lebih banyak lagi,” katanya.(kpk/bh/sya) |