CINA, Berita HUKUM - Pengusaha Media, Rupert Murdoch mengatakan bahwa situs harian The Wall Street Journal, WSJ masih mengalami gangguan akibat serangan peretas atau hacker dari Cina.
Pemimpin perusahaan media, News Corp ini melalui akun Twitter-nya menuding peretas asal Cina berada dibalik aksi tersebut.
"Orang Cina masih melakukan peretasan terhadap kami, atau hingga akhir pekan ini," kata Murdoch dalam akun Twitternya, Kamis (7/2).
The WSJ pekan lalu melaporkan bahwa kelompok peretas mencoba untuk memantau kegiatan mereka di Cina.
Mereka mengatakan bahwa kelompok peretas memasuki jaringan komputer melalui kantor bironya di Beijing.
Aksi para peretas ini kemudian menurut mereka menginfiltrasi jaringan komputer global The WSJ dan menargetkan data milik wartawan media tersebut.
Peristiwa ini terjadi setelah laporan New York Times menyebutkan bahwa situs mereka juga telah diganggu dalam empat bulan terakhir.
Bantahan Cina
Kementerian Luar Negeri Cina telah membantah keterlibatan mereka dalam kasus-kasus peretasan tersebut.
Meskipun belakangan intensitas tuduhan terhadap keterlibatan mereka terus meningkat.
Pada hari Sabtu pekan lalu, harian The Washington Post mengungkapkan bahwa mereka juga pernah menjadi target serangan cyber yang cukup canggih pada tahun 2008 dan kembali terjadi pada tahun 2011.
Harian itu mengatakan bahwa pemimpin perusahaan penerbitan koran itu mencurigai serangan tersebut merupakan aksi dari peretas Cina.
Pemimpin Google, Eric Schmidt juga sempat menuding bahwa Cina berada di belakang serangkaian aksi peretasan yang terjadi belakangan ini.
Juru Bicara Menteri Luar Negeri Cina, Hong Lei menekankan bahwa Undang-Undang mereka melarang aksi peretasan dan klaim tuduhan yang disampaikan oleh the New York Times sebagai hal yang tidak berdasar.(bbc/bhc/rby) |