JAKARTA, Berita HUKUM - Menteri Pendidikan dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke- 88 tahun menginginkan Soegondo bisa diangkat menjadi pahlawan nasional. Hal itu disampaikan Menpora ketika menghadiri acara Renungan dan Tasyakuran di Museum Sumpah Pemuda Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10) malam.
Menpora Imam Nahrawi pada sambutannya mengatakan, karena peran Sugondo Djojopuspito dalam kongres Sumpah Pemuda II layak diangkat sebagai pahlawan nasional.
Seperti yang kita tahu sidang pemuda ke II di pimpin oleh Sugondo Djojopuspito. Sekarang namanya diabadikan di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON) di Cibubur tapi sampai saat ini Sugondo Djojopuspito belum diangkat sebagai pahlawan nasional
"Karena itu melihat jasa, prestasinya dan kemauan Sugondo Djojopuspito untuk mempertemukan perbedaan ini dengan sebuah organisasi yang bernama PPPI maka Sugondo Djojopuspito layak di anugrahi sebagai pahlawan nasional," ucap Menpora Imam Nahrowi.
Nama Soegondo Djojopuspito dalam merumuskan dan melahirkan teks Sumpah Pemuda pada tahun 1928 memiliki peran yang besar. Untuk menghargai jasa beliau, Menpora pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke- 88 tahun ini mengusulkan Soegondo bisa diangkat untuk menjadi pahlawan nasional. Hal itu disampaikan Menpora ketika menghadiri acara Renungan dan Tasyakuran di Museum Sumpah Pemuda Jln. Kramat Raya, Senin, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10) malam.
Seperti yang sudah di ketahui, bahwa Sugondo seorang pemuda yang terlibat dalam organisasi pemuda Persatuan Pemuda Indonesia (PPI). Pada tahun 1926 saat Konggres Pemuda I, Sugondo ikut serta dalam kegiatan tersebut. Tahun 1928, ketika akan ada Konggres Pemuda II tahun1928, maka Sugondo terpilih jadi Ketua atas persetujuan Drs. Mohammad Hatta sebagai ketua PPI di Negeri Belanda dan Ir Sukarno di Bandung.
Mengapa Sugondo terpilih menjadi Ketua Konggres, karena ia adalah anggota PPI (Persatuan Pemuda Indonesia - wadah pemuda independen pada waktu itu dan bukan berdasarkan kesukuan). Konggres Pemuda 1928 yang berlangsung tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta menghasilkan Sumpah Pemuda1928 yang terkenal itu, di mana Para Pemuda setuju dengan Trilogi: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: INDONESIA.
Menurut Imam, kegiatan ini berupa renungan dan Tasyakuran memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-88 di Museum Sumpah Pemuda, karena pada waktu itu para pemuda berkumpul ditempat ini (Museum Sumpah Pemuda) untuk berikrar bersama-sama dan menghasilkan janjinya; Sumpah Pemuda.
"Saya harapkan para pemuda saat ini di seluruh tanah air untuk betul-betul menggelorakan semangat api sumpah pemuda secara sungguh-sungguh dan penuh makna. Karena tantang hari ini berbeda dengan dulu. Dulu tantangannya menghadapi penjajah sekarang tantangannya lebih berat, baik persoalan moral, korupsi, narkoba dan radikalisme. Inilah tantangan kita semua," pungkas Imam Nahrawi.(bh/bar) |