TRIPOLI-Sebelum sepenuhnya menguasai markas Moamar Khadafi yang berada di jantung Ibu Kota Tripoli, pasukan pemberontak sempat baku tembak dengan pengawal setia penguasa Libya tersebut. Pertempuran tersebut terbilang sengit, karena pasukan propenguasa berjuang habis-habisan.
Seperti dikutip kantor berita Associated Press, juru bicara kelompok pemberontak Mohammed Abdel-Rahman mengatakan, beberapa tank keluar dari kompleks perumahan yang disebut Bab al-Aziziya tersebut dan melepaskan tembakan. Rentetan tembakan dan ledakan bom mewarnai perang jarak dekat tersebut. Aksi ini berlangsung hamper satu jam.
Abdel-Rahman menyebut pasukan Khadafi masih menjadi ancaman bagi para pemberontak yang telah berhasil masuk ke Tripoli dan selama Khadafi belum ditangkap bahaya masih terjadi. Khadafi sendiri dikabarkan telah melarikan diri dan berada di perbatasan Libya.
Sementara Kepala Dewan Transisi Nasional Libya—badan pemerintah bentukan pemberontak—Mustafa Abdel Jalil mengatakan, telah menangkap tiga putra pemimpin Libya Muammar Khadafi. Mereka masing-masing bernama Saif al-Islam dan Al-Saadi serta Muhammad, putra sulung Khadafi yang dikabarkan menyerahkan dirinya ke pihak oposisi.
Dari ketiga putra Khadafi itu, Saif al-Islam adalah yang paling sering diberitakan. Pengadilan Kejahatan Internasional atau International Criminal Court (ICC) bahkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan dirinya atas dakwaan kejahatan perang.
Mengenai Saif, Jalil mengatakan bahwa Saif kini berada di tempat yang aman. "Dia ditahan di tempat yang aman di bawah penjagaan ketat sampai dia diserahkan ke pengadilan," ujarnya.
Jalil pun menegaskan bahwa Saif tak akan dilukai. "Kami telah memberikan instruksi agar dia diperlakukan dengan baik supaya bisa diadili," tegasnya kepada surat kabar Prancis, Le Monde.
Putra Khadafi lainnya, Muhammad adalah pemilik perusahaan yang mengoperasikan seluruh telepon seluler dan satelit di Libya. Dia juga menjadi kepala Komite Olimpiade Libya.
Sedangkan Al-Saadi merupakan panglima pasukan khusus Libya. Dia dituding telah memerintahkan militer untuk menembaki para demonstran tak bersenjata di Kota Benghazi di awal pergolakan di Libya.(dbs/sya)
|