Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Pemilu 2014
Pilih Presiden Yang Dapat Selesaikan Masalah Bangsa, Bukan Sekedar Memilih Idola
Sunday 03 Nov 2013 21:05:25
 

, 'Mencari Sosok Ideal Pemimpin Bangsa, proses jalan panjang menuju Pilpres 2014' dengan pembicara, H. Marwan Jafar, SE, SH, BBA Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid serta Danang Girindrawardana Ketua Ombudsman RI.(Foto: BeritaHUKUM.com/put)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Dalam Seminar Nasional bertema "Mencari Sosok Ideal Pemimpin Bangsa, di Hotel Alia Cikini Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/11) hadir tokoh Reformasi 1998 dan saat ini menjabat sebagai Anggota Dewan Penasihat Presiden (Watimpres) SBY, Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid (63Th) kelahiran Gowa, Sulawesi Selatan.

Dalam keteranganya Ryaas menyampaikan bahwa, dirinya saat ini senang meliihat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), karena sampai hari ini (PKB) belum mencalonkan Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar sebagai Capres, bahkan masih menjagokan tokoh di luar partainya seperti HM, Jusuf Kalla dan H. Rhoma Irama.

"Sungguh sangat baik, dibanding Parpol lain yang telah menjagokan Ketumnya atau Dewan Pembinanya, Sekarang saya kira Tuhan banyak memberikan masalah pada Indonesia, agar kita sadar jika memilih pemimpin, pilihlah yang dapat menyelesaikan masalah bangsa, bukan sekedar memilih idola," ujar Ryaas Rasyid dalam diskusi, 'Mencari Sosok Ideal Pemimpin Bangsa, proses jalan panjang menuju Pilpres 2014' dengan pembicara, H. Marwan Jafar, SE, SH, BBA Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid serta Danang Girindrawardana Ketua Ombudsman RI.

Dijelaskan Ryaas kembali, bahwa Tuhan mentakdirkan Indonesia pernah dipimpin orang seperti pak Harto selama 32 tahun, yang menjadikan uang sebagi tujuan untuk kebahagian dirinya dan keluaraganya, namun ternyata tidak dapat memberikan kebahagiaan. Lihat akhir masa hidup pak Harto, jadi bukan sekedar berkuasa hanya untuk mencari uang.

Menurut Ryaas, "sosok pemimpin yang baik itu tidak menonjolkan dirinya, kalau suka menonjolkan diri yang aneh-aneh, dan suka narsis, itu gejala sakit jiwa," ujar Ryaas kembali, di sambut dengan tepuk tangan dan tawa para peserta diskusi, yang sebagian besar merupakan para intelektual mahasiswa dan aktifis.

Menurutnya, Calon Presiden kedepan, paling tidak sudah dapat mengambarkan calon -calon anggota kabinet bayanganya kelak. Jadi jangan hanya ujuk-ujuk jadi Presiden dan milih orang secara acak.

Masalah bangsa ini sudah seperti penyakit, dan kemiskinan itu ibarat orang sakit jantung, sedangkan masalah penegakkan hukum itu ibarat orang sakit paru-paru. Sedangkan masalah pendidikan ibarat orang sakit Liver.

"Itu, masalah pendidikan ibarat sakit liver ngak terasa sakit, liver itu belum ada keluhan, namun kalau separuh liver sudah rusak baru terasa kacau," ujarnya kembali.

Sedangkan, produktifitas masyarakat kita saat ini sangat rendah, itu diibaratkan Ryaas seperti orang terkena sakit lumpuh.

"Dan semua penyakit ini tidak bisa sembuh hanya dengan dr umum biasa yang dapat menyembuhkan, jika di kasih suntik saja bisa mati, jadi jangan sampai salah pilih dr," ujar Ryaas kembali mencoba mengasumsikan keadaan bangsa saat ini.

Kemiskinan itu orang tidak bisa makan, sekolah, miskin bukan takdir kita, tapi itu produk dari sebuah sistim, jadi seperti gejala sosial, sikologis, kultural, dan kemiskinan itu bisa diperbaiki.

"Dan jika pemimpin kita berkhianat, dia pasti akan masuk neraka, akan ada perkampungan orang Indonesia di neraka sana dan saya yakin itu," pungkasnya.(bhc/put)



 
   Berita Terkait > Pemilu 2014
 
  Sah, Jokowi – JK Jadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019
  3 MURI akan Diserahkan pada Acara Pelantikan Presiden Terpilih Jokowi
  Wacana Penghapusan Kementerian Agama: Lawan!
  NCID: Banyak Langgar Janji Kampanye, Elektabilitas Jokowi-JK Diprediksi Tinggal 20%
  Tenggat Pendaftaran Perkara 3 Hari, UU Pilpres Digugat
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2