MEDAN, Berita HUKUM - Dua Anggota Reskrim Polres Kp3 Belawan yakni Polisi, Rudi Situmorang dan Sukardi Yusuf sebagai terdakwa pelaku 368 ayat 2 pemerasan warga sipil, divonis Majelis Hakim selama 10 bulan penjara, dalam sidang pembacaan amar putusan di lantai II Gedung Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (1/8).
Akhirnya kedua terdakwa oknum anggota Polri ini, dinyatakan bersalah. Dalam amar putusan yang dibacakan Ketua Majelis Hakim Agustinus Setya SH, diyakini keduanya telah melanggar pasal 368 ayat 2 KUHPidana tentang pemerasan.
"Mengadili, terdakwa bersama-sama melakukan tindak pidana pemerasan dan menjatuhkan vonis masing-masing selama 10 bulan penjara, telah melanggar pasal 368 ayat 2 KUHPidana tentang pemerasan," ucap Setya dalam pembacaan putusan.
Namun putusan tersebut sangatlah rendah apabila dibandingkan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum Andre Wanda Ginting dari Kejari Belawan, yang menuntut kedua terdakwa selama tiga tahun penjara. Dalam putusan Majelis Hakim tidak meyebutkan perbuatan terdakwa itu memberatkan, karena sebagai penegak hukum. Justru Majelis Hakim mengatakan hal yang meringankan terdakwa belum pernah di hukum, dan tulang pungung keluarga.
Seperti diketahui, kedua terdakwa melakukan pemerasan, terhadap Hartono yang ditangkap di Jalan Aksara Medan, karena diduga telah mengedarkan narkotika jenis Sabu-Sabu pada 2 Desember 2011 silam.
Dalam tangkapan tersebut, kedua terdakwa berhasil mengamankan satu kantong plastik warna hitam, berisi uang sebanyak Rp 75 Juta. Namun, menurut keterangan saksi Hartono pada persidangan sebelum, ia diperas dan dimintai uang sebesar Rp200 Juta.
Setelah disiapkan uangnya, lanjut Hartono dalam kesaksiannya pada persidangan sebelumnya, lalu melalui Apin, teman Hartono, langsung mengantar uang tersebut ke sebuah SPBU dikawasan Jalan Krakatau, Tanjung Mulia. Setelah uang tersebut diambil, lalu Hartono dilepas.
Pada saat dilepas borgolnya, itulah Hartono dengan didampingi para keluarganya melaporkan kejadian tersebut ke Propam Poldasu, dan menangkap kedua terdakwa yang melakukan pemerasan, tanpa diketahui dan memiliki surat penangkapan, serta menjebloskan ke dalam tahanan sejak 11 desember 2011.
Usai mendengar putusan, JPU Andre Wanda Ginting saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, akan melakukan kordinasi dahulu pada atasan, sedangkan Penasehat Hukum kedua terdakwa menyatakan pikir-pikir dahulu untuk banding.(bhc/put) |