Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    

Politisi Pertanyakan Pengajuan Nota Perubahan APBN
Tuesday 06 Mar 2012 19:45:10
 

Aksi unjuk rasa penolakan keaikan harga bahan bakar minyak (Foto: Windede.com)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan pemerintah, mengundang kontroversi. Sejumlah politisi pun mempertanyakan perubahan APBN Perubahan 2012 yang diajukan pemerintah, apakah untuk membela rakyat atau untuk kepentingan pihak tertentu.

Bahkan, ada upaya dari pemerintah untuk memaksakan DPR membahasnya dengan cepat. “Kami patut mempertanyakan kepada pemerintah dalam kerangka bela siapa, apakah bela rakyat?" kata politisi PDIP Arif Budimanta di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/3).

Menurut dia, pemerintah juga dinilai lamban dalam menyerahkan RUU APBN P tersebut. Hal ini membuat DPR hanya memiliki waktu 20 hari untuk membahasnya. Akibat lambannya kerja pemerintah dalam mengajukan APBN P, maka akan berimplikasi kepada dua hal.

“Hal pertama dalah respon pasar sangat negatif. Sedangkan yang kedua, harga kebutuhan pokok terus membumbung. Apalagi terkait ada wacana kenaikan BBM. Akibatnya, harga-harga mulai tak terkendali, meski harga BBM belum naik,” kata anggota Komisi XI DPR RI itu.

Tapi DPR punya kewajiban membahas secara komprehensif, teliti, harus detail terkait perubahan-perubahan yang dilakukan pemerintah. "Jangan sampai kenaikan harga minyak dunia dan suasana krisis di dunia, dijadikan momentum dan alasan untuk menginternalisasi anggaran-anggaran yang sebenarnya bukan merupakan kebutuhan rakyat dan pembangunan," tegas Arif.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Hanura Akbar Faizal secara tegas menyatakan bahwa partainya menolak rencana pemerintahan SBY-Boediono yang akan menaikkan harga BBM. Upaya ini merupakan tindakan lepas tangan Pemerintah dalam mengelola sumber energi yang dimiliki Bangsa ini.

"Menaikkan harga BBM adalah skenario terakhir. Masih banyak cara yang bisa ditempuh Pemerintah, tetapi tidak harus menaikkan BBM. Jangan karena gagal mengelola sumber energi, lalu rakyat yang dibebankan dengan cara menaikkan harga BBM," paparnya.(gnc/rob



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2