JAKARTA, Berita HUKUM - Bakal Capres Republik Indonesia Prabowo Subianto menyebut sebagai negara besar, pertahanan Indonesia dirasa sangat lemah. Prabowo mengungkapkan, jika mengalami peperangan, Indonesia hanya mampu bertahan dalam 3 hari saja.
"Saya mengutip Menhan kabinet ini, kita hanya bertahan 3 hari. Bahan bakar untuk rakyat habis dalam 21 hari. Beras untuk rakyat (hanya bertahan) 18 hari, kalau terjadi perang," kata Prabowo dalam seminar nasional 'Paradoks Indonesia' yang digelar Institut Madani Nusantara (IMN) pada gelar Bedah Buku "Pandangan Strategis Prabowo Subianto, Paradoks Indonesia" di Ballroom Hotel Sahid Jaya, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta Selatan, Sabtu (1/9).
Prabowo pun mengibaratkan kondisi Indonesia yang lemah itu seperti orang sakit. Namun, tidak pernah mau mengakui penyakitnya.
"Mari kita periksa diri kita. Indonesia ini ibaratnya seorang (periksa) ke lab dapat hasil labnya, (dokternya) dimarahin. Kita cek up kita tidak mau mengerti hasil lab itu yang kita sebut indikator-indikator (Indonesia masih tertinggal) itu," jelasnya.
Prabowo mendorong rakyat untuk sadar akan penyakit tersebut dan jika terpilih menjadi Presiden di Pilpres 2019, ia optimistis dapat mengubahnya dalam waktu cepat.
"Jadi inti yang mau saya sampaikan saudara-saudara, kita sebagai bangsa harus paham ini adalah ada masalah besar kekayaan kita enggak ada di Indonesia," terangnya.
"Sistem ekonomi kita keliru kalau tidak ada kehendak politik untuk merubah ya anak dan cucu kita terus miskin. Apa bisa? Apakah bisa berubah dalam waktu cepat? Ya pasti bisa," tegasnya.
Ketua Umum Gerindra itu menjadi pembicara utama dalam acara itu. Dalam pidatonya, Prabowo juga menyinggung soal revolusi yang terjadi di semua aspek kehidupan manusia di dunia, termasuk revolusi informasi.
"Mulai dari sosial, revolusi sosial, revolusi industri, revolusi ekonomi dan sekarang, saat ini terjadi revolusi informasi, revolusi informatika," ujar Prabowo.
Prabowo juga mengatakan, dengan revolusi informasi, rakyat yang tinggal di daerah terpencil pun bisa menerima informasi. Karena itu, mereka tidak dapat dibohongi dan dibodohi.
"Revolusi informasi, informatika membuat rakyat yang tinggal di daerah terpencil, rakyat yang berpenghasilan paling rendah pun bisa menerima informasi. Karena itu, mereka tidak dapat dibohongi dan dibodohi," tegas Prabowo yang disambut tepuk tangan riuh peserta yang hadir.
Selain Prabowo, acara bedah buku itu dihadiri puluhan tokoh bangsa dan cendekiawan. Diantara yang hadir adalah Hashim Djoyohadikusomo, Fadli Zon, Sandiaga Salahuddin Uno, M. Si., Dr. Rizal Ramli, dan Kwik Kian Gie.(swamedium/kumparan/bh/sya)
|