Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
Presiden SBY
Presiden SBY: Mengucapkan Selamat Kepada Yang Menang Itu Indah
Tuesday 22 Jul 2014 04:06:18
 

Ilustrasi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, tiga bulan mendatang ini, sekarang akhir Juli, Austus, September, Oktober, bangsa Indonesia tengah diuji kembali. Ujiannya adalah apakah transisi dan konsolidasi demokrasi yang sesungguhnya berjalan baik dapat dirasakan. Dan tidak sebaliknya mengalami gangguan, bahkan mengalami kemunduran.

Dalam sambutannya pada peluncuran kembali antaranews.com dan penganugerahan Antara CSR Awards 2014, Tokoh Filantropi & Tokoh Peduli Peningkatan Kecerdasan Anak Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/7) pagi, Presiden SBY mengajak masyarakat untuk merenungkan, bahwa Pemilu Presiden tahun 2004 dan 2009 berlangsung secara damai dan demokratis.

Demikian juga dengan Pemilu Legistlatif tahun 2014, menurut Presiden SBY, juga berjalan secara damai dan demokratis, meskipun Partai Demokrat kalah. Namun Presiden menegaskan, mengakui kekalahan itu mulia, mengucapkan selamat kepada yang menang itu indah.

“Allah itu Maha Besar. Kalau ketika kita kalah, tawakkal, ikhlas ya memang kalah, kemudia mengucapkan selamat kepada yang berhasil, maka Allah akan kasihkan, nanti kepada tokoh itu, orang itu, kelompok itu, kemuliaan dan hal yang sama,” tutur Presiden SBY seraya mengatakan, Pemilu 2004, Pemilu 2009, dan Pileg 2014 berlangsung dengan baik. Tinggal bagaimana keseluruhan proses Pemilihan Presiden 2014 ini.

Rakyat Tidak Tegang

SBY yang menyebut dirinya sebagai mantan Calon Presiden (Capres), veteran Capres mengakui, Pilpres 2014 ini ketat. Tidak seperti saat dirinya berhadapan dengan tokoh-tokoh besar waktu itu, ada Megawati sebagai incumbent, Hamzah Has sebagai Wapres incumbent, ada Amien Rais sebagai tokoh reformasi, dan Wiranto sebagai pemimpin puncak militer waktu itu.

“Tetapi tidak sekeras sekarang ini. Mungkin juga jaman berubah dan berkembang. Pilpres 2009 dulu ada tiga Capres, Ibu Megawati, Pak Jusuf Kalla dan saya sendiri, juga tidak lunak. Tapi juga tetap tidak sekeras kampanye yang sekarang ini, ketat dan keras,” ujar SBY.

Kepala Negara juga mengakui adanya ketegangan di banyak orang menjelang 22 Juli, ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasil pemungutan suara. Namun Kepala Negara menegaskan, rakyat Indonesia tidak terlalu tegang, lebih sejuk lebih damai, lebih, dan menurut menjalani kehidupan yang normal.

“Bapak pergi kemanapun di seluruh Indonesia, di Kabupaten, di kota, di desa, di kecamatan, di mall, di stasiun, di terminal, di pasar, tenang dan happy,” kata SBY.

Meskipun ada kelompok-kelompok tertentu yang hari ini, nanti malam, akan sangat tegang, menurut Presiden SBY, rakyat kita ingin situasi damai yang kita dapatkan selama proses pemilihan umum tahun 2014 ini tetap dapat dijaga.

Sebagai Kepala Negara, menurut SBY, ia telah mendorong dan mengingatkan KPU dan juga Mahkamah Konstitusi (MK) untuk bertindak secara kredibel dan profesional dalam menjalankan tugasnya. “Saya juga sampaikan apabila dilaksanakan secara transparan dan akuntabel, demikian juga jika ada perselisihan besok dan kemudian dibawa ke MK, maka MK kita pesankan juga memutus perselisihan itu dalam proses mahkamah yang ada di MK secara transparan dan juga akuntabel,” tutur SBY.

Presiden yang dalam kesempatan itu didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono mengaku senang dan bersyukur karena KPU dan MK berjanji berkomitmen akan menjalankan semua itu agar kemudian hasilnya betul-betul menghadirkan kebenaran yang sejati.

“Jika besok ada yang tidak menerima hasil penghitungan suara yang disampaikan oleh KPU, maka sebagai kepala negara saya menyarankan untuk menempuh jalan konstitusional,” tutur Presiden SBY.

Ia mengingatkan, dengan cara yang damai, UUD dan Undang-Undang telah mengatur, memberikan ruang dan mewadahi hal-hal itu, kalau besok ternyata terjadi. Dan kalau itu memang dibawa ke MK, Presiden mengajak semua pihak mendorong MK untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga keputusannya benar, tepat, dan adil.

Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain, Menko Polhuklam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Seskab Dipo Alam, dan Menkominfo Tifatul Sembiring.(Setkab/ES/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Presiden SBY
 
  Presiden SBY Serahkan Dokumen 10 Tahun Pemerintahan ke Arsip Nasional
  Bertemu 20 Netizen, Ibu Ani: Ini Sore Yang Menyenangkan
  Presiden SBY Terima Pimpinan DPR, DPD, dan MPR-RI
  Minggu Terakhir, Presiden SBY ‘Beberes’ Kantor
  'Bapak Presiden dan Ibu Ani, Kami Selalu Merindukanmu…'
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2