PRANCIS, Berita HUKUM - Bentrokan pecah antara para pengemudi taksi yang sedang protes dengan polisi anti huru hara di beberapa kota di Prancis. Para pengemudi ini memblokir akses menuju stasiun kereta dan bandara di kota-kota seperti Paris, Tolouse dan Marseilles, serta menghentikan lalu lintas di jalan lingkar kota Paris.
Mereka protes terhadap operasi taksi Uber yang sudah dinyatakan ilegal oleh Pengadilan Prancis. Perusahaan taksi Amerika itu menghubungkan pengemudi dengan calon penumpang lewat aplikasi UberPOP, dan memberi layanan lebih murah daripada taksi biasa.
Para calon penumpang pesawat terlihat berjalan di jalan raya, membawa koper mereka, sementara di bagian lain kota polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan pemrotes.
Sekalipun sudah ada putusan pengadilan, layanan Uber di Prancis masih tetap berlangsung dan perusahaan Amerika itu juga terus merekrut pengemudi.
Bagaimanapun layanan khusus Uber degan tarif yang tinggi masih tetap dinaytakan sah di Prancis walau para pengemudi taksi sudah frustrasi.
Mereka harus membayar puluhan ribu Euro untuk mendapatkan ijin resmi, serta menghadapi keluhan pelanggan karena tak mau berubah seperti menyediakan pembayaran kartu kredit dan tak adanya fasilitas 'geolokasi'.
Pengemudi taksi mengeluh bahwa Uber secara tak adil merampas rejeki mereka dalam beberapa pekan belakangan. Dilaporkan lebih dari 100 supir taksi Uber diserang, terkadang ketika sedang membawa penumpang. Dalam satu kasus, seorang penumpang ditinju hingga lebam ketika ia memuji layanan Uber.
Sementara itu pemerintah menyatakan hampir ada 500 kasus tuntutan hukum terhadap Uber, termasuk terhadap aplikasi UberPop.
Pihak berwenang menyatakan khawatir terhadap keselamatan penumpang, berkeras bahwa mereka tak terlindungi jika ada kecelakaan yang terjadi para pengemudi Uber.
Gambar-gambar dari seluruh kota menangkap kemarahan para pengemudi taksi. Terlihat mobil taksi 'Uber' terbalik, atau diiris bannya, atau pecah kaca depannya.
Di bandara, poilisi memeriksa mobil yang keluar masuk guna mencegah kekerasan lebih berkembang lagi.
Menteri Dalam Negeri Prancis sendiri mengakui keberadaan Uber dan layanan sejenis - yang dilengkapi dengan minuman botol gratis dan supir membukakan pintu dengan sopan untuk penumpang - telah menciptakan pasar yang kompetitif dan menuntut perlunya perubahan di industri taksi di Prancis.
Pimpinan perusahaan taksi G7, Serge Metz, mengakui perlunya peningkatan kualitas layanan, namun ia menyebut kompetisi yang tak adil telah menyulitkan kehidupan pengemudi taksi.
Sebuah mobil yang diduga taksi Uber, digulingkan oleh beberapa supir taksi yang marah. Protes di Marseille diringi seruan 'Uber keluar!' dari supir taksi yang terdesak dengan layanan baru ini.(BBC/bh/sya) |