JAKARTA, Berita HUKUM - Tak cuma tenaga kerja Tiongkok yang membanjiri tanah air, Pekerja Seks Komersial (PSK) asal China juga ternyata sudah menyerbu Indonesia. Puluhan PSK China terjaring razia saat seluruh kantor Imigrasi di Indonesia menggelar operasi orang asing di sejumlah tempat hiburan di penghujung tahun 2016.
Umumnya para gadis mata sipit yang diamankan ada yang memiliki paspor, namun tujuan kunjungannya ke Indonesia sebagai wisatawan. Para PSK China ini masuk ke Indonesia menggunakan visa kunjungan wisata. Bukan sebagai pekerja. Selain itu ada yang juga sudah overstay.
"Jumlahnya terus bertambah. Kini kita terus mendata laporan di seluruh kantor Imigrasi," ujar Kabag Humas dan Umum Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Agung Sampurno kepada JawaPos.com, Minggu (1/1).
Dari hasil penangakapan itu berhasil disita paspor, uang yang diduga sebagai hasil transaksi dari PSK dengan pelanggannya.
Lebih jauh Agung mengatakan, jumlah final PSK asal China dan negara asing lainnya yang berhasil diringkus oleh jajaran Imigrasi di seluruh Indonesia rencanannya akan disampaikan oleh Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie, Minggu (1/1/2017) siang di Kantor Ditjen Imigrasi, Jakarta.
Sementara, selain Jakarta, Batam, Bali, dan Surabaya juga menjadi daerah favorit para PSK China ini menjajakan diri.
Di Batam misalnya, para PSK asal China diduga datang sebagai wisatawan. Namun lama-lama mereka melanjutkan pekerjaanya sebagai PSK.
Kepala Imigrasi Kelas I Khusus Batam, Teguh Prayitno, tak menafikan informasi itu. Bahkan menurutnya, peluang masuknya PSK asing memang menjadi terbuka lebar.
Dia menduga, PSK asing yang disinyalir beroperasi di Batam bukan melalui Batam, tapi melalui daerah lain di Indonesia.
"Mereka tak masuk lewat Batam, melainkan melalui Jakarta. Visa ini yang masih kita selidiki," ujar Teguh Prayitno, seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group/pojoksatu).
Salah satu upaya bisa mengurangi prostitusi yang melibatkan WN asing itu, adalah melalui razia. "Dalam waktu dekat kita akan razia," ujarnya.
Razia ini bukan hanya yang berstatus Pencari Suaka (Asylum Seeker) saja, termasuk juga mereka yang sudah refugee, akan didata satu per satu.
"Datanya sudah ada, namun mengenai posisi pasti masih kita selidiki," ucapnya.
Terkait pengawasan, Teguh mengaku akan memperketat pengamanan di pintu masuk Batam. Mulai dari bandara, pelabuhan, sampai pada pelabuhan-pelabuhan tikus.
Dalam penanganannya, ia mengaku bekerjasama dengan instansi dan pihak-pihak terkait.
"Pengawasan akan diperketat dan pemerintah pusat pun ikut mendukung," katanya.(iil/jpg/one/pojoksatu/bh/sya) |