JAKARTA, Berita HUKUM - Jaksa Agung Basrief Arief mengatakan, Jaksa merupakan jabatan profesi di bidang penegakkan hukum, oleh karena itu sebagai seorang profesional, Jaksa harus memiliki 3 karakteristik, yaitu Keahlian (expertise), pertanggungjawaban sosial (social responsibility), dan memiliki rasa kesatuan dan keterikatan.
"Keterikatan itu, baik antara sesama sejawat maupun dengan anggota masyarakat yang dilayani (corporatness). Untuk itu, jaksa harus memiliki kemampuan mengembangkan keahlian dan mengembangkan hubungan, baik secara perorangan maupun kelembagaan dengan lingkungannya," kata Basrief kepada Wartawan, Senin (22/7) di Kejagung.
Dalam hal disiplin maupun tanggung jawab dalam tugas sebagai refleksi dari keimanan, Basrief mengungkapkan bahwa dari Januari 2013 hingga saat ini, kejaksaan telah menindak sebanyak 80 Jaksa yang telah melanggar kode etik.
"Iman dengan pengabdian, sehingga jaksa-jaksa yang bermasalah ditindak, sekarang ini aja sudah ada delapan puluhan jaksa (yang ditindak), kalau tidak dikikis habis pelan-pelan," jelas Basrief.
Dijelaskan Basrief bahwa, hukum ini memiliki dimensi yang luas. Tidak hanya sekedar aturan tertulis dalam suatu undang-undang saja, tetapi yang terpenting adalah, bagaimana hukum dapat menciptakan keadilan dan kepastian hukum sesuai harapan masyarakat.
"Sebagai bagian dari penegak hukum, kejaksaan senantiasa terus berusaha melakukan perbaikan menyangkut kelembagaan maupun sumber daya manusia. Ini agar kejaksaan semakin dipercaya dan diterima oleh masyarakat," pungkas Basrief.(bhc/mdb) |