JAKARTA, Berita HUKUM - Sejak kemarin hujan deras yang mengguyur kabupaten Purworejo, Jawa Tengah telah mengakibatkan banjir setinggi lebih dari 2 meter, dimana wilayah terparah melanda desa Bendungan dan Trimulyo.
Kondisi cuaca yang masih sulit untuk ditebak, sehingga diperlukan proses evakuasi warga guna menghindari kemungkinan buruk, namun ada saja warga yang beralasan untuk menolak evakuasi.
"Sejak kemarin kami telah melakukan upaya evakuasi terhadap warga di Desa Trimulyo dan Bendungan, Kecamatan Grabag, Purworejo. Namun hingga siang ini, masih ada warga yang belum bersedia untuk dievakuasi," kata Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono, Minggu (22/12) dalam siaran persnya.
Badan SAR Nasional bersama tim penyelamat lainnya Minggu siang masih berupaya mengevakuasi para korban banjir di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
"Tim SAR gabungan sedang melakukan upaya pendekatan persuasif kepada warga supaya bersedia dievakuasi ke tempat yang aman," ujar Agus.
Dijelaskan Agus, bahwa evakuasi dan penyelamatan korban banjir Purworejo melibatkan Basarnas Pos SAR Cilacap, kemudian dari Polres dan Kodim Purworejo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Palang Merah Indonesia, Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI), serta para relawan lainnya yang dilengkapi perahu karet lengkap dengan alat evakuasi.
Banjir parah hingga menyebabkan tanggul Sungai Bogowonto yang jebol pada Kamis lalu itu membuat Kebumen jadi lumpuh total, mulai dari Gombong hingga perbatasan dengan Yogyakarta.
Antrean kendaraan tersebut, menurut Aron, telah berlangsung sejak Jumat (20/12) malam. Parah banjir yang melanda badan jalan jalur Kebumen-Yogyakarta yang hampir satu meter sepanjang kurang lebih 4 kilometer di wilayah Kebumen dan Purworejo.
Sementara itu, Antara di lapangan melaporkan sejumlah kendaraan tipe minibus dan sedan diminta aparat untuk berbalik arah melewati jalur Selatan sebab tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan melalui genangan air.
Kendaraan dari arah barat dialihkan lewat jalur selatan Daendels dan arah Wadaslintang. Untuk kendaraan mobil dan sepeda motor, jalur alternatif lewat jalur Selatan-Selatan atau Daendels. Dari Jembatan Gentan Prembun, ke selatan menuju jalur selatan sekitar 12 km.
Hingga berita ini diturunkan, terdapat kurang lebih 60 warga yang masih terjebak di rumah panggung yang terletak di antara Desa Trimulyo dan Bendungan.
"Kami terus berupaya membujuk mereka untuk mau dievakuasai ke posko pengungsian mengingat keadaan semakin mengkhawatirkan. Hujan terus turun, ketinggian air terus bertambah," pungkas Agus.(ant/slp/bhc/mdb/sya) |