MOSKOW (BeritaHUKUM.com) – Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat menggunakan isu program nuklir Iran sebagai alasan untuk menggulingkan pemperintahan di Teheran. Pernyataan ini menyusul sikap Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang tetap merasa memprihatinkan kemungkinan adanya aspek militer dalam program nuklir Iran.
Meski tidak menyebut negara-negara Barat yang hendak menggulingkan rezim Iran, kemungkinan tudingannya ini mengarah kepada AS, Inggris, dan Prancis. Ketiga negara ini paling keras mengkritik program nuklir Iran -yang berujung pemberian sanksi kepada negara itu.
Rusia mendukung resolusi PBB agar Iran menghentikan pengayaan uranium, namun menentang pemberian sanksi lebih lanjut kepada Iran. “Saya mencurigai upaya mencegah proliferasi senjata nuklir Iran, dilatari tujuan lain yaitu untuk menggulingkan rezim (di Iran), "kata Putin, Jumat (24/02) waktu setempat.
Sebelumnya, IAEA menyampaikan kekhawatiran bahwa Iran meningkatkan kemampuan militernya dengan bantuan seorang 'pakar asing' di wilayah Parchin, di selatan Teheran. Sedangkan AS menbahkan bahwa laporan IAEA menunjukkan Iran telah gagal meyakinkan masyarakat internasional tentang maksud damai program nuklirnya.
Laporan itu juga menyatakan Iran meningkatkan jumlah mesin yang digunakan untuk pengayaan Uranium dan menambah produksi uranium 20% lebih tinggi. Iran disebutkan pula mempersiapkan pekerjaan pengayaan Uranium pada pabrik Natanz dan tempat yang tersembunyi di Fordo, dekat dengan kota suci Qom.
Tetapi Iran menolak permintaan PBB untuk mengunjungi tempat itu dan membantah kekhawatiran yang berdasarkan pada tuduhan yang sebenarnya tidak ada. Iran bersikeras program nuklirnya untuk tujuan sipil, dan tetap melanjutkan pembangunannya. "Iran ingin tetap mengadakan pembicaraan dengan IAEA untuk membuktikan bahwa aktivitas nuklirnya itu damai," kata utusan Iran untuk IAEA, Ali Asghar Soltanieh.(bbc/sya)
|