JAKARTA, Berita HUKUM - Jelang Pilgub DKI 2017, Rizal Ramli (RR) makin rajin bersafari politik. Kemarin sore, Sang Rajawali Ngepret itu menyambangi Bens Radio untuk acara ngobrol santai. Di sini, RR mengeluarkan unek-uneknya mulai dari ketidakberesan tata kelola Jakarta hingga cerita di balik reshuffle jilid II, akhir Juli lalu. RR bilang, ikut tergusur dari kursi Menko Kemaritiman lantaran sudah bikin macan penjaga reklamasi marah. Siapa macan yang dimaksud?
RR tiba di kantor Bens Radio, Jalan Jagakarsa No. 39, Jakarta Selatan sekitar pukul 4 sore. Bekas Menko Ekonomi dan Industri di era Presiden Gus Dur itu tampil santai dengan kemeja biru lengan pendek corak pohon kelapa.
Kedatangannya disambut tuan rumah yang juga pendiri Bens Radio, Biem Benyamin. Tampilan Biem tak kalah santainya, kemeja abu-abu lengan pendek dilengkapi kacamata dan peci hitam. Usai cipika-cipiki, Biem langsung mengajak RR ke ruang siaran radio.
Keduanya tampil di acara Begaul Weekend. Semacam obrol-obrol santai di Bens Radio. Dipandu penyiar yang berlogat Betawi, lalu mengalirlah cerita-cerita dari RR soal ketidakberesan Pemprov mengelola Jakarta hingga cerita di balik terugusurnya dari kursi menteri.
Soal Jakarta, RR mengritik kebijakan Pemprov dalam membangun Jakarta. yang menurutnya tidak memperhatikan lagi integrasi sosial. Pembangunan selalu identik dengan penggusuran. Padahal anggaran DKI begitu besar. Kata dia, membangun Jakarta tidak selalu harus dengan menggusur warga ke tempat yang jauh dari tempat kerjanya.
Dia kemudian membandingkan di era Gubernur Ali Sadikin yang mampu membangun Jakarta tanpa tangisan warga meski dengan anggaran cekak. RR juga mencontohkan cara Lee Kuan Yew membangun Singapura. Lee adalah perdana menteri Singapura pertama. "Ahok sepertinya seneng banget mengubah Jakarta dengan tangisan," kata Rizal.
Dari sana, RR lanjut bicara soal reklamasi di utara Jakarta. RR bilang, reklamasi sebenarnya hal biasa. Boleh asalkan mengikuti aturan yang benar. Nah, lanjut dia, sebagian reklamasi di Teluk Jakarta saat ini rupanya tidak memenuhi aturan. Baik izin maupun dampak lingkungan.
Dia mencontohkan proyek reklamasi Pulau C dan D, yang seharusnya dipisah ternyata digabung demi meraup keuntungan. Yang paling kontroversial adalah reklamasi Pulau G karena terdapat pipa gas. Padahal berdasar peraturan termasuk peraturan internasional, tidak boleh reklamasi dibangun dekat-dekat pipa. Membahayakan. Juga mengganggu lalu lintas kapal nelayan.
Selain itu, Pulau G merupakan satu-satunya pulau buatan yang pembangunan teknisnya lewat izin Gubernur DKI. Karena alasan itu, RR memutuskan untuk menghentikan reklamasi. "Eh, ternyata di belakangnya ada macan penjaganya. Ya marahlah. Rizal Ramli pun digusur dari Menko," ungkapnya, sambil tertawa. Siapa macan yang dimaksud? RR tidak membahasnya lebih jauh.
Untuk diketahui, medio Juli lalu Menko Kemaritiman (saat itu) Rizal Ramli bersama Komite Bersama memutuskan agar Pemprov DKI menghentikan reklamasi Pulau G. Alasannya reklamasi pulau itu mengancam lingkungan hidup, obyek vitas strategis, pelabuhan dan lalu-lintas laut.
Obyek vital itu antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Uap Muara Karang, yang hanya berjarak 300 meter dari pulau. Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun protes dan bilang akan meminta pertimbangan Presiden. Namun belum keluar keputusan Presiden, RR kebulu digusur dari kursinya.
Bagaimana tanggapan Biem? Anggota DPR dari Partai Gerindra ini mengaku setuju dengan keputusan RR untuk menghentikan reklamasi. Biem menilai RR sosok yang konsisten memperjuangkan prinsip kerakyatan. Biem pun mendukung RR bila mau maju sebagai cagub DKI Jakarta 2017. "Rizal orang yang konsisten, berani untuk kebaikan. Ia menolak reklamasi, saya juga. Dan ingin membangun Jakarta untuk masyarakat Jakarta," kata Biem.
Meski sudah didukung, RR belum mau buru-buru mengambil keputusan. Dia bilang mau mempertimbangkan dulu secara matang. Terutama melihat keinginan warga Jakarta. Mau berubah atau tidak. "Kami ingin ada people movement (gerakan rakyat), bukan people power. Rakyat memang ingin perubahan yang bagus, pemimpin yang tidak benar dikoreksi," pungkasnya.(rmol/bh/sya) |