JAKARTA, Berita HUKUM - Disela-sela aksi demo kaum buruh yang mendatangi Balai Kota Gubernur Jakarta, Rabu (14/11), Dian Septi Trisnanti menyempatkan waktunya berbincang dengan pewarta BeritaHUKUm.com seputar keberadaan Radio Komunitas kaum buruh, yaitu Radio Marsinah FM, wanita yang biasa di sapa Mbak Dian adalah penangung jawab Radio Marsinah FM.
Studio Radio Marsinah FM terletak di sebuah rumah kontrakan di Jalan Tipar Selatan XII, Semper Barat, Jakarta Utara. Rumah dua lantai tersebut, sebenarnya Kantor Forum Buruh Lintas Pabrik disingkat FBLP. Radio itu memang dimaksudkan sebagai salah satu media FBLP untuk menyuarakan dan memberikan wawasan kepada pendengarnya tentang hak-hak buruh, khususnya buruh perempuan.
Radio ini selanjutnya dinamakan Marsinah FM, mengambil nama seorang buruh perempuan yang meninggal dibunuh di tahun 1993 yang hingga kini hampir 20 tahun belum terselesaikan kasusnya. Nama Marsinah digunakan sebagai nama radio komunitas ini agar semangat perjuangan Marsinah, sebagai buruh perempuan pemberani terus menginspirasi buruh – buruh perempuan agar menjadi berani, maju dan pandai.
Dian menjelaskan sekilas buruh perempuan itu, "Sebagai buruh perempuan saya juga sekertaris di FBLP, sebagai pengurus saya memiliki tongkat komando dan ketika saya punya jabatan saya di hargai oleh anggota, dalam masyarakat kita jika ada jabatan walau berduit tidak berduit kita dihargai," ujar Dian.
Dengan misi perjuangan, Marsinah yang memperjuangkan hak-hak buruh akan terus mengelora, radio itu juga ingin menyebarkan wawasan perburuhan kepada para buruh perempuan di Kawasan Berikat Nusantara, Cakung.
Dijelaskannya, bila buruh perempuan itu keluar, dan kembali di masyarakat,dan keluarga, pada pasangan misalnya saya tidak berani melawan kalau dipukul. Nah itu namanya tidak mempunyai keberanian individu, saya menjadi tidak berani sebagai individu karena saya tidak ada pekerjaan, jadi menurut saya individu yang berani itu mau kita punya jabatan, atau tidak mau kita punya kekuasaan atau tidak disitu harus berani menujukan kekuatan dan keberanian dan punya kepercayaan diri itu baru sebagai wanita.
"Kedepan akan ada berita di Radio Marsinah namun belum reguler, kalau saat demo ada kita sudah pernah membuat berita langsung via handphone dari lokasi demo buruh, andai saja acara itu seperti berita, kedepan rekan-rekan akan mulai pelatihan jurnalistik dan akan ada pemberitaan," kata Dian.
Mengenai donatur Marsinah FM sendiri diungkapkan Dian bahwa dananya dari hibah cipta media, karena gagasan saat itu masuk 30 besar dan dapat dana hibah digunakan membeli peralatan, dan ada iuran dari anggota. "Selama ini masih dari cipta media terus, iklan komersil tidak ada, hanya iklan kecil aja, misalnya nanti iklan mie ayam pak mein satu bulan 50000 namun itu juga belum berjalan, ini masih wacana kita ke depan," ujar wanita berkacamata ini.(bhc/put)
|