YOGYAKARTA, Berita HUKUM - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menghubungi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana setelah terjadinya dugaan keracunan makanan akibat konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Keracunan juga melanda SMA Muhammadiyah 7 yang lokasinya berdekatan dengan SMAN 1. Di sekolah tersebut, 65 siswa mengalami gejala keracunan.
Keracunan juga melanda SMA Muhammadiyah 7 yang lokasinya berdekatan dengan SMAN 1. Di sekolah tersebut, 65 siswa mengalami gejala keracunan.
Menu yang dipasok ke dua sekolah tersebut dari dapur yang sama.
Hasto menyampaikan bahwa setelah melapor ke BGN pusat, ia mendapatkan arahan untuk melakukan evaluasi terhadap SPPG Wirobrajan yang menyediakan MBG di sembilan sekolah di wilayah tersebut.
"Arahan supaya ini dievaluasi dulu karena simpel makan yang dikirim ke labkesda, di labkesda butuh waktu dua pekan sehingga kita tunggu hasil evaluasi berhenti sejenak lah," kata Hasto saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (17/10).
Ia menambahkan bahwa untuk sementara waktu, SPPG Wirobrajan akan menghentikan pelayanan di sembilan sekolah tersebut.
Hasto juga mengungkapkan bahwa ke depan, jumlah porsi yang dilayani oleh satu SPPG akan dikurangi.
Ia menjelaskan bahwa SPPG Wirobrajan saat ini melayani sekitar 3.400 penerima manfaat.
"Dikurangi tidak lagi 3.200 di Wirobrajan 3.400 terlalu banyak ke depan akan dikurangi dibatasi 2.000 atau lebih rendah lagi," ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto berharap agar SPPG di Kota Yogyakarta lebih berhati-hati dalam memasak untuk jumlah besar.
Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menyimpan protein hewani, karena jika tidak disimpan dengan benar, dapat dengan mudah terkontaminasi.
"Kedua secara umum menjaga kontak dari yang tidak steril itu penting, petugas itu tertib betul saya bayangkan cuci piring 3 ribu manual harus ekstra hati-hati. Dibilas tidak sentuh lagi," imbuhnya.
Hasto juga mengingatkan agar proses pengiriman makanan diperhatikan agar tidak terlalu lama antara selesai memasak dan pengantaran.
"Transport yang anak-anak SD, SMP tidak keracunan SMA keracunan. Jarak sampai ngantar paling delay, sehingga ada kemungkinan inkubasi di situ tumbuh bakteri yang meracuni," ujar dia.
Kata Sultan Hamengkubuwono X
Peristiwa keracunan ini juga mendapat perhatian dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sultan menilai bahwa memasak 3.000 porsi makanan dalam sehari tidak mungkin dilakukan dengan baik.
"Saya sudah mengatakan, ya gimana kalau mau bikin 3.000 porsi ya tidak bisa. Biasanya bikin 50 terus 3.000," ujarnya saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, pada Jumat (17/10).
Sultan menjelaskan bahwa untuk mengelola daging sapi atau ayam dalam jumlah besar, bahan makanan seharusnya dibeli pada sore hari dan segera diolah pada pagi harinya.
Jika ingin menyimpan bahan makanan, harus ada fasilitas pendingin yang memadai.
"Emang punya freezer dan memungkinkan? Kalau tidak dikasihkan freezer kan sudah biru. Lha digoreng, hayo mabok (keracunan)," tambahnya.
Menurut Sultan, kurangnya pemahaman tentang hal-hal tersebut di kalangan petugas dapur dapat berakibat fatal.
"Hal-hal seperti itu kalau tidak dipahami mereka yang berada di dapur. Ha mbok sampai kapan pun yang keracunan masih ada," imbuhnya.(msn/kompas/bh/sya)
|