BANDA ACEH, Berita HUKUM - Masyarakat Aceh pada Hari Rabu 26 Desember 2012 kembali akan memperingati musibah gempa dan tsunami dengan acara Renungan 8 tahun Tsunami yang dipusatkan di pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Pelabuhan Malahayati, yang lokasinya berjarak 32 Km dari pusat kota Banda Aceh, termasuk wilayah yang luluh lantak dihantam tsunami delapan tahun lalu.
Pelabuhan Malahayati ditetapkan sebagai pusat peringatan. Selain berdo’a dan perenungan, juga sebagai ucapan terimakasih kepada dunia yang telah membantu Aceh dengan sepenuh hati sehingga masyarakat Aceh kembali bangkit, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, M.Adami, belum lama ini.
“Kita ingin mengingatkan agar kita selalu mensyukuri nikmat Allah SWT dan peringatan ini sebagai refleksi pembelajaran hidup di masa yang akan datang dari bercermin pada masa lalu,” kata Adami.
Renungan 8 tahun musibah gempa dan tsunami akan diisi dengan Tausyiah oleh ahli geologi Ir Faisal Ardiansyah, zikir dan doa bersama yang dipimpin tokoh Ulama Aceh Prof.Dr.Jamaluddin Waly.
Acara renungan ini akan dihadiri guru-guru SMA dari Kobe Jepang sebagai tanda persahabatan masyarakat Aceh dengan masyarakat Kobe Jepang yang juga pernah tertimpa musibah gempa dan tsunami serta bersama masyarakat dan anak yatim.
Musibah maha dahsyat yang terjadi pada 8 tahun lalu, pada hari Minggu 26 Desember 2006 menyapu pemukiman penduduk hampir di sepanjang garis pantai barat dan timur Aceh dengan menelan korban jiwa lebih dari 200.000 warga Aceh.
Maka wajarlah jika seluruh unsur masyarakat Aceh mengenang dan merenungi kembali untuk introspeksi dalam menjalani kehidupan mendatang yang labih baik.(nng/mch/tob/ipb/bhc/rby) |